Aksi sejumlah konten kreator TikTok yang melakukan live streaming di makam leluhur dan situs budaya Gunungkidul menuai kecaman keras dari keluarga Keraton Yogyakarta dan tokoh agama setempat. Para kreator tersebut dinilai mencederai nilai-nilai sakral dengan konten yang provokatif dan tidak beretika.
R.M. Kukuh Hertriasning, cucu Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, mengecam keras fenomena tersebut.
“Kegiatan live sebenarnya tidak masalah, yang jadi persoalan adalah menantang dan juga berbuat hal-hal yang memancing kegaduhan. Adab seharusnya paling diutamakan,” tegasnya kepada wartawan Kamis (10/4/2025).
Beberapa akun TikTok seperti gerbang_goib, dimetris, siliwangi misteri, ghoster Yogyakarta, dan tomex burhan misteri dilaporkan sengaja membuat konten menantang arwah dan melakukan aktivitas tidak pantas di lokasi yang dianggap keramat oleh masyarakat lokal.
Kyai Achid, pimpinan Pondok Pesantren Al Qodiry Semin, menambahkan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran tatanan spiritual.
“Itu jelas melanggar etika dan sama saja merusak sesuatu yang sudah mapan, nyaman, tentram. Mereka akan merasakan efeknya sendiri,” ujarnya dengan tegas.
Para tokoh menekankan pentingnya peran warga dan pemangku wilayah untuk bersikap tegas terhadap aktivitas eksplorasi tanpa izin di tempat sakral.
“Karena harus ada harmoni dalam menjaga makam leluhur. Ini bukan tempat sembarangan,” tambah Kyai Achid.
Meskipun sebagian konten kreator mengklaim tujuan edukatif, banyak di antaranya justru terlihat mengejar popularitas dengan menabrak norma dan nilai sakral.
Pemerintah daerah dan dinas kebudayaan diminta segera menyusun regulasi untuk melindungi situs-situs budaya dari eksploitasi digital yang tidak bertanggung jawab.(*)