Puluhan pengunjuk rasa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta kembali melakukan aksi unjuk rasa di kantor DPRD DIY, Jumat (9/9/2022) siang. Aksi yang dimulai sejak pukul 14:30 WIB ini menyuarakan penolakan terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
Hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta sekitar pukul 15:00 WIB tidak menyurutkan aksi mereka. Ditengah orasi dalam guyuran hujan, massa memaksa masuk ke Gedung DPRD DIY dengan mendorong pintu pagar depan kompleks DPRD DIY.
Pintu pagar yang terbuat dari besi ini pun ambruk karena dorongan massa dari luar, padahal dua hari sebelumnya aksi serupa pada Rabu (7/9/2022) juga merusak pintu pagar gedung DPRD DIY.
“Saya ingin mendengar tanggapan dari bapak dewan. Kita tuntut apa yang kita curahkan sore ini,” kata pemimpin orasi ditengah guyuran hujan.
Karena massa sudah berhasil merangsek ke halaman gedung DPRD DIY, maka anggota dewan pun mempersilahkan mereka masuk ke gedung wakil rakyat tersebut. Tepat pukul 15:20 WIB, massa aksi dijemput oleh salah satu anggota DPRD DIY dan dipersilakan masuk.
Di dalam gedung DPRD DIY massa kembali meneriakkan penolakan kenaikan harga BBM. Mereka memaksa DPRD DIY untuk menyampaikan aspirasi mereka kepada pemerintah untuk membatalkan kenaikan harga Pertamax dan Pertalite sejak Sabtu (3/9/2022).
“Tolak, tolak, tolak harga BBM, tolak harga BBM sekarang juga,” teriak mereka.
Sebelumnya Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana menyatakan, DPRD tidak mempermasalahkan bila massa melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM. Namun cara mereka mencari perhatian atau pencerminan militansi dengan cara merusak fasilitas umum itu tidak benar.
“Secara substansi, isu teman-teman sesuai dengan aspirasi mereka dalam penolakan kenaikan bbm, hanya saja disayangkan metode aksi mereka yang seperti ini,” tandasnya.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad