Jalan Malioboro, Yogyakarta, yang biasanya ramai dikunjungi wisatawan, kini dihadapkan pada keluhan bau pesing yang mengganggu. Bau tak sedap itu kerap tercium dan semakin terasa di siang hari, terutama di sekitar perempatan Gondokusuman hingga depan Hotel Mutiara.
Tidak hanya di situ, bau pesing juga sering tercium di lampu merah perempatan Gondomanan, bahkan hingga malam hari.
Sejumlah pengunjung mengeluh karena aroma menyengat tersebut mengurangi kenyamanan berwisata. Mereka yang kerap melintasi Malioboro, menduga bau tersebut berasal dari kencing kuda andong.
“Baunya seperti kencing, tapi bukan manusia, kayanya kuda,” ujarnya kepada wartawan.
Keluhan serupa juga viral di media sosial Merapi_Uncover, di mana seorang wisatawan menyebut bau pesing sangat mengganggu sepanjang jalur pedestrian.
Ekwanto, Kepala UPT Pengelola Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja, membenarkan bahwa bau tersebut kemungkinan berasal dari kuda andong yang beroperasi di kawasan itu.
Namun, ia juga tidak menampik bahwa Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang buang air kecil sembarangan turut berkontribusi.
“Kalau di cowakan (tempat parkir andong) mungkin dari andong. Tapi ada juga ODGJ yang kadang pipis di situ tanpa sepengetahuan kami,” jelasnya saat dikonfirmasi Selasa (8/4/2025).
Untuk mengatasi masalah ini, pihaknya telah membuat Standar Operasional Prosedur (SOP) bersama paguyuban sopir andong. Setiap kuda yang buang air kecil harus langsung disiram, bahkan diberi parfum untuk menetralisir bau.
“Kalau BAB di jalan, sopir harus langsung membersihkannya,” tegas Ekwanto. Namun, efektivitas aturan ini masih perlu dibuktikan, mengingat keluhan terus bermunculan.
Keberadaan andong sendiri sempat menjadi polemik, dari yang awalnya dianggap ilegal hingga kini menjadi ikon wisata. Namun, persoalan kebersihan dan kesejahteraan kuda tetap menjadi tantangan. Jika tidak ditangani serius, bau pesing ini berpotensi mengusik citra Malioboro sebagai destinasi favorit turis. (*)