Prediksi BMKG Cuaca Panas di Jogja Berlangsung Hingga Akhir Oktober

0
413
Daerah Istimewa Yogyakarta

BMKG Yogyakarta memprediksi suhu panas di wilayah DIY masih akan berlangsung hingga akhir Oktober 2019. Berdasarkan pencatatan, suhu udara di Jogja pada Senin (21/10) kemarin mencapai 35,2 derajat celcius.

Kepala Kelompok Analisa dan Prakiraan Cuaca, Sigit Hadi Prakosa, S.P., M.Si menyampaikan kepada tribunjogja.com bahwa kenaikan suhu ini dikarenakan dua faktor.

“Jadi yang pertama, posisi matahari sekarang melintas di selatan Pulau Jawa. Ini membuat intensitas paparan sinar matahari yang diterima oleh wilayah DIY sangat tinggi sehingga menyebabkan kenaikan suhu,” jelasnya.

Selain itu, kondisi yang cerah pun ikut andil dalam kenaikan suhu udara yang cukup ekstrim ini.

“Jadi beberapa Hari ini cuaca di Wilayah DIY itu sangat cerah, tidak ada awan. Jadi paparan sinar matahari langsung turun ke Bumi tanpa terhalang apapun. Kalo misalnya kondisi berawan, suhu udara pun akan turun seperti biasanya karena sinar matahari yang sampai ke permukaan itu terhalang,” tuturnya.

Selain itu, Sigit juga menjelaskan bahwa kondisi ini akan terjadi hingga akhir Oktober.

“Kemungkinan sampai akhir Oktober cuaca panas seperti ini akan terus berlangsung. Nantinya jika sudah memasuki pancaroba di awal November, suhu udara tidak akan setinggi saat ini,” pungkasnya.

Perkiraan Awal Musim Hujan di DIY

Perkiraan awal musim hujan di DIY. Berdasarkan data Staklim BMKG Yogyakarta, awal musim hujan di wilayah DIY diperkirakan mundur hingga 2 dasarian.

Sebagai informasi, 2 dasarian berarti menandakan awal musim hujan akan mundur selama 10 hingga 20 hari.

Hal itu akan dirasakan secara merata di seluruh DIY.

“Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari – Februari 2020,” jelas Kepala Staklim BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas melalui pesan singkat pada Minggu (13/10/2019) lalu.

Wilayah Terdampak Kekeringan di DIY

Berdasarkan data pertengahan Oktober 2019 ini, secara keseluruhan, wilayah DIY yang terdampak kekeringan berada di empat kabupaten meliputi 39 kecamatan di 111 desa.

Khusus untuk lahan pertanian ada di 26 kecamatan dengan luasan 6.208,5 hektare.

Dari luasan terdampak tersebut, yang puso mencapai 2.921,5 hektare.

Dari luasan lahan puso tersebut, yang mengalami rusak berat 193,5 hektare, rusak sedang 855 hektare, dan rusak ringan 2.268,5 hektare.

Adapun untuk informasi peringatan dini kekeringan DIY yang diupdate pada tanggal 20 September lalu ada beberapa tempat yang mengalami hari tanpa hujan berturut-turut.

Untuk wilayah yang mengalami hari tanpa hujan lebih dari 60 hari yang berpotensi kekeringan terjadi di Kabupaten Bantul (Dlingo, Bantul, Pandak, Piyungan, Pajangan, Imogiri, Banguntapan, Jetis, Pleret, Kasihan, Sewon, Sanden, Bambanglipuro, Srandakan, Kretek, Pundong, Dlingo, Sedayu), Gunungkidul (Tanjungsari, Saptosari, Tepus, Paliyan, Rongkop, Girisubo, Nglipar, Wonosari, Karangmojo, Semanu, Ponjong, Ngawen, Purwosari, Patuk, Playen, Semin), Kulonprogo (Panjatan, Pengasih, Kokap, Kalibawang, Nanggulan, Girimulyo, Sentolo, Temon, Wates, Galur, Lendah), Sleman (Prambanan, Tempel, Berbah, Cangkringan, Ngemplak, Kalasan, Depok, Pakem, Moyudan, Minggir, Godean, Ngaglik, Gamping, Kalasan, Berbah).

Sementara untuk wilayah yang mengalami 31 sampai dengan 60 hari terjadi di Kabupaten Sleman (Seyegan, Gamping, Tempel, Minggir, Sleman, Mlati, Turi, Depok), Gunungkidul (Panggang, Tepus, Karangmojo), Bantul (Dlingo), Kulon Progo (Sentolo, Samigaluh).

“Kekeringan yang dimaksud adalah kekeringan meteorologis yaitu berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya, dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya),” ujarnya.



Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Prakiraan Suhu Udara Yogya Hari Ini, Masih Panas Hingga Akhir Oktober, https://jogja.tribunnews.com/2019/10/22/prakiraan-suhu-udara-yogya-hari-ini-masih-panas-hingga-akhir-oktober.
Penulis: Tribun Jogja
Editor: mon