Warga Menolak Pembangunan Fasilitas Pengolahan Sampah Pemkot Jogja

0
24
Aksi penolakan oleh warga. (istimewa)

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan kembali menjadi sorotan. Kali ini, bukan karena tumpukan sampah yang menggunung, melainkan rencana pembangunan fasilitas pengolahan sampah berteknologi refuse derived fuel (RDF) oleh Pemkot Jogja.

Rencana ini menuai penolakan dari warga Dusun Banyakan 3, Sitimulyo, Piyungan. Mereka beralasan, kesepakatan antara Pemda DIY dan Aliansi Banyakan Bergerak pada awal 2022 menyatakan bahwa tidak akan ada lagi aktivitas di area TPST setelah ditutup, termasuk pengolahan sampah.

“Kesepakatannya jelas, ketika TPST ditutup, tidak akan ada lagi aktivitas di area TPST, baik pembuangan maupun pengolahan sampah,” kata Lilik Purwoko, Kepala Dusun Banyakan 3 kepada wartawan Kamis (7/3/2024).

Di sisi lain, Pemkot Jogja memiliki argumen sendiri. Kapasitas TPST Piyungan sudah hampir penuh, dan pengolahan sampah dengan teknologi RDF dinilai sebagai solusi untuk mengurangi volume sampah dan menghasilkan energi alternatif.

Penolakan warga Banyakan 3 dapat dipahami. Sudah lebih dari 30 tahun mereka menanggung dampak dari TPST Piyungan, seperti bau limbah dan pencemaran lingkungan. 

“Sudah lebih dari 30 tahun kami merasakan dampak bau limbah dari TPST. Sudah cukup. Tidak ada lagi pembuangan atau pengolahan sampah di TPST Piyungan,” tegas Eni Rusmiyanto, Koordinator Lapangan (Korlap) Aksi Menolak Pengolahan Sampah di TPST Piyungan.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here