Puluhan warga Karangmloko, termasuk tokoh masyarakat dan organisasi kemasyarakatan serta KOKAM, melakukan audiensi ke DPRD Sleman pada hari Senin (9/9/2024). Mereka menyuarakan keresahan terkait keberadaan tempat hiburan Angel’s Wing di lingkungan mereka.
Irfan Erlangga, salah satu warga yang menolak keberadaan Angel’s Wing, menyatakan bahwa gugatan mereka telah mendapat respon positif dari DPRD.
“Alhamdulillah, Ketua DPRD merespon serius, dan kami sangat mengapresiasi hal ini. Kami merasa didukung penuh oleh pemerintahan terkait masalah ini,” ujarnya saat ditemui usai audiensi di DPRD Sleman pada Senin (9/9/2024).
Menurut Erlangga, keluhan utama warga adalah keresahan dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh kegiatan Angel’s Wing.
“Warga sepakat untuk menolak tempat hiburan ini. Namun, jika Angel’s Wing mengubah konsep menjadi restoran, kami tidak akan menolak bisnis mereka,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Y. Gustan Ganda, S.T., Ketua Sementara DPRD Sleman, menyatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti masalah ini.
“Kita harus memperjuangkannya agar ke depan tidak ada pengusaha yang dirugikan. Mereka sudah membangun, sudah berinvestasi, lalu tiba-tiba disuruh tutup. Itu rugi besar,” jelasnya.
Gustan menambahkan bahwa DPRD akan menanyakan hal-hal terkait izin dan tata ruang kepada dinas terkait. “Karena permasalahan ini juga menyangkut pertanahan dan peruntukan wilayah, mana yang diperbolehkan untuk usaha dan mana yang tidak,” ujarnya.
Sementara itu, Ari Gendhis, Kuasa Hukum Angel’s Wing, membantah tudingan bahwa pihaknya belum memiliki izin atau menyebabkan keresahan.
“Izin sudah kami miliki, dan sudah kami atasi keluhan warga terkait kebisingan suara. Sudah kami redam, sudah kami pasang peredam, dan sekarang jarak 100 meter pun sudah tidak terdengar lagi,” tegasnya.
DPRD Sleman berencana untuk memanggil pihak Angel’s Wing guna menjelaskan sebab akibat kekisruhan di Karangmloko terkait kegiatan mereka.
Kasus ini menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara warga, pengusaha, dan pemerintah dalam menangani keberadaan tempat hiburan di kawasan pemukiman. Diharapkan dengan adanya dialog dan audiensi ini, dapat ditemukan solusi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak.