Pemda DIY Anggarkan 100 Miliar untuk Pengelolaan Sampah dengan Teknologi Terkini

0
116
Gunungan sampah di TPST Piyungan. (istimewa)

Saat ini Pemda DIY tengah mengajukan anggaran Rp 100 miliar ke DPRD DIY untuk pengelolaan sampah dengan teknologi terkini. 

Teknologi ini disebut dapat memilah secara otomatis antara sampah anorganik dan organik, sehingga residu sampah dapat ditekan seminimal mungkin.

“Jadi kosong sampah residunya gak ada karena turunannya bisa menjadi listrik, kompos menjadi daur ulang. Teknologi yang kita minta di KPBU disitu, sekarang sudah sounding market atau penawaran ditawarkan kepada investor,” kata Beny Suharsono, Sekda DIY pada Rabu (2/8/2023).

Beny berharap teknologi yang diterapkan dapat mengurangi gunungan sampah yang ada di TPST Piyungan hingga 100 meter lebih. Sebab teknologi itu selain memilah sampah secara otomatis juga dapat menghasilkan produk berupa listrik hingga pupuk kompos.

“Iya [mengurangi gunungan sampah], kan sampah yang masuk kan masuk pabrik diolah dipilah sehingga yang ke luar tidak ada lagi residu. Residunya sudah (bernilai) ekonomi bergulir jadi listrik, jadi kompos, dan jadi daur ulang,” kata dia.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono ikut buka suara terkait persoalan sampah yang sedang dihadapi DI Yogyakarta. 

Ditemui di UGM, Kamis (3/8/2023), Basuki mencoba ikut mencari solusi atas persoalan sampah di DIY meski sebenarnya merupakan kewenangan Pemda DIY. Diantaranya dengan menambah kapasitas di TPST Piyungan.

“[TPST] piyungan, kita juga lagi dilihat oleh dirjen cipta karya apa yang harus kita lakukan untuk menambah kapasitas itu untuk menampung sampah,” paparnya.

Menurut Basuki, dari hasil laporan Dirjen Cipta Karya, ke depan akan dilakukan tindak lanjut untuk mengatasi keterbatasan kapasitas TPST Piyungan untuk menampung sampah dari Bantul, Sleman dan Kota Jogja. 

Walau saat ini Kementerian PUPR akan menerapkan kebijakan jangka pendek, pemanfaatan teknologi harus segera dipikirkan untuk masa mendatang.

“Untuk teknologi, ya tentu itu kan jangka panjang ya kalau itu ya. Ini sekarang ini mau kita lihat jangka pendeknya apa ya. [Tambahan] tpst, saya belum lihat,” tandasnya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad