Aura Mistis Butoh Penuhi Lorong GIK UGM

0
58
Penampilan Life of Butoh di Gelanggang Inovasi dan Kreatifitas UGM. (istimewa)

Empat seniman terkemuka asal Jepang bersama enam seniman senior Indonesia bersatu dalam aksi kolaboratif dalam pertunjukan seni Butoh bertajuk “The Life of Butoh”. Pertunjukan seni avant-garde yang lahir di Jepang pada 1950-an tersebut digelar sebagai salah satu bentuk pertukaran budaya yang memikat di Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM.

Sebut saja Jun Amanto, Mutsumi-Neiro, Rina Takahashi, dan Minoru Hideshima. Mereka akan berkolaborasi dengan enam seniman senior Indonesia, termasuk Rianto, Fitri Setyaningsih, Broto Wijayanto, Anter Asmorotedjo, Endy Baroque, dan Mugiyono Kasido.

Pertunjukan Butoh yang digelar selama tiga hari mulai Rabu (4/9/2024) ini menjadi momen langka untuk menyaksikan kelahiran kembali aura mistis Butoh di Yogyakarta. Sebelumnya, pertunjukan serupa pernah digelar 15 tahun lalu.

“Dengan memanfaatkan tubuh sebagai media ekspresi yang sangat kuat, Butoh menghadirkan pandangan baru tentang seni pertunjukan,” papar Bambang Paningron, Head of Community & Experience GIK UGM di Yogyakarta, Senin (2/9/2024).

Menurut seniman asal Yogyakarta ini, Butoh memberikan inspirasi tentang kebebasan berekspresi. Bahkan memungkinkan seniman untuk mengeksplorasi gagasan secara mendalam dan menampilkannya dalam bentuk yang abstrak.

Butoh terus mengalami metamorfosis, mengikuti perkembangan zaman. Karenanya, melalui “The Life of Butoh”, GIK UGM berkomitmen untuk mengeksplorasi kecenderungan seni pertunjukan di Asia dan dampaknya di berbagai belahan dunia.

Apalagi Kazuo Ohno, pelopor Butoh, pernah hadir di Taman Ismail Marzuki pada tahun 1980-an. Bahkan, Butoh juga pernah tampil di Yogyakarta pada tahun 2009 dengan acara bertajuk sama “The Life of Butoh”.

“Seringkali Butoh dikenal sebagai cerminan keikhlasan seniman dalam berekspresi dan kehidupan sehari-hari mereka,” ujarnya.

Sementara Aji Wartono, Chief of Program GIK UGM, mengungkapkan menampilkan seni Butoh perlu ditampilkan. Sebab, bagi para pecinta seni, pertunjukan tersebut menjadi kesempatan langka untuk menyaksikan seni Butoh berkelas internasional.

“Kolaborasi lintas negara ini tidak hanya menghadirkan pertukaran budaya, namun juga menjadi upaya bersama untuk melestarikan warisan budaya global. Kami berharap dapat memperkaya wawasan dan apresiasi masyarakat terhadap seni pertunjukan yang progresif dan progresif,” imbuhnya.