Seorang siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Playen berinisial JJ menjadi korban pengeroyokan kakak kelasnya setelah dituduh mencuri jajanan di kantin sekolah, Rabu (23/4/2025). Yang mengejutkan, pihak sekolah justru meminta korban merahasiakan kejadian tersebut.
Kronologi bermula saat jam kosong pukul 07.00-08.00 WIB ketika JJ mengambil sebungkus mi instan dengan niat membayar kemudian.
“Saya lapar, jadi ambil mi isi tiga. Rencananya bayar nanti,” ujar JJ kepada wartawan, Ia juga mengaku hanya diberi uang saku Rp2.000.
JJ mengaku telah membayar saat izin ke kamar mandi, namun tetap dihadang sekelompok kakak kelas saat jam istirahat. Dia mengatakan diseret ke kelas yang sudah ada sekitar 10 anak.
“Mereka memaksa saya duel satu lawan satu, tapi saya menolak,” jelasnya.
Meski menolak, JJ tetap menjadi sasaran kekerasan. Menurut pengakuannya dia dipukul, tangan dipegangi, ditendang di perut, pundak, bahkan diludahi. Seorang temannya yang lain juga mengalami nasib serupa.
Ristiyana Sri Kusmiyati, ibu korban, mengungkapkan kekecewaannya karena mengetahui kejadian tersebut bukan dari pihak sekolah.
“Saya tahu dari orang tua siswa lain. Anak saya dilarang guru BK cerita. Setelah saya desak, baru mengaku,” tegasnya.
Ristiyana telah membawa anaknya untuk visum di rumah sakit dan siap menempuh jalur hukum jika tidak ada penyelesaian adil.
“Kalau anak saya salah, seharusnya ditegur atau kami dipanggil. Bukan dikeroyok seperti itu,” tegasnya.
Pihak sekolah memberikan tanggapan berbeda. Salah satu guru bersikeras tidak ada pemukulan. Sementara, Plt Kepala Sekolah SMPN 1 Playen, Tumijo, menyatakan akan menindaklanjuti kasus ini.
“Kami akan mengklarifikasi semuanya dan memanggil semua pihak terkait,” ujar Tumijo. (*)














