
Walikota Jogja Hasto Wardoyo tidak kuasa menahan air mata saat bertemu ratusan juru parkir dan pedagang Tempat Parkir Khusus (TKP) Abu Bakar Ali, Kamis (15/5/2025). Pertemuan yang dipenuhi ketegangan ini membahas nasib para pekerja informal pasca berakhirnya kontrak sewa pada 13 Mei lalu.
“Spontan saja. Kalau mendengarkan mereka, saya membayangkan jadi mereka,” ujar Hasto dengan suara bergetar saat menemui para jukir dan pedagang.
Meski kontrak telah habis, para jukir dan pedagang tetap menolak tawaran relokasi ke Ketandan atau Pasar Batikan. Menghadapi kebuntuan ini, Hasto menawarkan solusi baru: eks Menara Kopi di Kotabaru.
“Tempat itu luas, bisa di-upgrade, marketable, dan memungkinkan untuk dimanfaatkan semua pihak,” tegas Hasto.
Pemerintah menyiapkan anggaran Rp 2 miliar dari Dana Keistimewaan untuk menata lokasi tersebut. Sebagai insentif, pemkot memberikan masa penggunaan gratis selama dua tahun.
“Selama dua tahun kita gratiskan supaya mereka bisa hidup dan berkembang dulu,” jelasnya.
Meski aktivitas di TKP ABA kini tidak lagi legal, Hasto memperbolehkan jukir dan pedagang tetap beraktivitas selama masa pembongkaran.
“Kalau pembongkaran dimulai dari atas dan masih aman, ya mungkin masih bisa dimanfaatkan sebentar untuk persiapan,” imbuhnya.
Doni Ruliyanto, pengelola TKP ABA, mengonfirmasi adanya kesepakatan yang ditandatangani pada Rabu malam (14/5/2025). Dokumen tersebut menyatakan kesediaan warga TKP ABA untuk direlokasi permanen ke Terminal Giwangan, dengan masa transisi di eks Menara Kopi.
“Yang paling penting bagi kami adalah kepastian bahwa relokasi ini tidak menambah beban,” tegas Doni. (*)