Ucapan Terimakasih untuk Jogja, Pengusaha Mebel Hadiahi Sultan Meja Jati Berumur Ratusan Tahun

0
253
Rahman, pemilik mebel memperlihatkan meja makan berumur 100 tahun kepada Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di pembukaan Jiffina 2022 di JEC (zukhronnee muhammad)

Rahman seorang pemilik mebel asal Solo Jawa Tengah mewujudkan nazar yang diniatkannya sejak lama. Nazar yang diniatkannya sejak pertama mengikuti Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (Jifffina) pada 2016 silam yaitu memberikan hadiah kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Keraton Yogyakarta.

Dengan wajah berseri-seri, Rahman menawarkan sebuah meja makan dari akar jati yang berumur lebih dari 100 tahun kepada Ngarsa Dalem saat mengunjungi booth pamerannya pada penyelenggaraan Jiffina 2022, Sabtu (20/8/2022). Meja berkualitas ekspor tersebut diberikannya secara cuma-cuma kepada Sultan.

Pemberian ini murni sebagai ucapan terimakasih Rahman kepada Yogyakarta. Pasalnya sejak mengembangkan usaha furnitur-nya pada 1999 silam, Dia merasa Jogja telah memberikan ruang untuk mengembangkan usahanya hingga bisa sukses seperti saat ini.

Meski berasal dari Jawa Tengah, dia diberi kesempatan untuk mengikuti berbagai pameran di DIY. Pameran yang diikuti Rahman pun selalu menghasilkan keuntungan yang luar biasa hingga bisa mengekspor produk-produk mebelernya ke berbagai negara.

“Pas technical meeting itu sama direktur [jiffina] Saya bilang, kalau saya ikut lagi maka saya mau memberi satu meja makan untuk sinuwun [Sri Sultan HB X],” paparnya.

Meja makan yang dibuatnya dari kayu jati asal Cepu tersebut bukan sembarang meja. Dia sengaja membuatnya istimewa dan berkuailitas ekspor. Di pasar ekspor, harga meja tersebut berkisar US$ 500.

“Pemberian ini tulus, karena saya sangat gembira telah diberi kesempatan terus ikut pameran. Ini bentuk rasa terimakasih, bukan ada embel-embel lainnya,” kata Rahman.

Ngarsa Dalem mengapresiasi dan mengucapkan terimakasih atas pemberian tersebut. Namun Sultan mengaku bingung dimana akan memajang meja makan tersebut. Saat melihat meja makan tersebut, dirinya tahu bahan kayu jati yang digunakan untuk membuat meja makan tersebut memang sudah berumur tua.

“Lha aku bingung arep masang nengdi (memasang dimana-red),” ungkapnya.

Terkait pameran furniture yang digelar selama tiga hari kedepan, Sultan berharap ketangguhan pengusaha mebeler untuk merespons produk luar ke pasar domestik yang terbuka. Selain itu mampu mengembangkan produk lokal yang unggul untuk bersaing di pasar global.

“Guna menjawabnya, kita perlu menerapkan konsep technovation, yang mengandung tiga aspek. Inovasi teknologi, technopreneurship dan manajemen teknologi dan marketing,” paparnya.

Sultan menambahkan, penguasaan kemampuan inovasi teknologi, technopreneurship belumlah menjadi jaminan. Tanpa dukungan manajemen profesional, seringkali produk yang dihasilkan gagal dalam tahap komersialisasi di pasar.

“Pasar global menuntut skala ekonomi yang cukup dan kemampuan delivery yang tepat-waktu, selain dipenuhinya standar mutu,” tutupnya.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad