TBY Tampilkan Pentas Pantomim dan Api Gagasan Eksperimental dan Kolaboratif

0
131
Konferensi pers pentas pantomim tahunan di TBY. (zukhronnee muhammad)

Taman Budaya Yogyakarta (TBY) kembali menghadirkan Pentas Pantomim tahunan dengan tajuk “Pantomim dan Api Gagasan”. Pergelaran yang akan diadakan pada 30 April 2024 ini menjadi bukti bahwa Yogyakarta masih kokoh sebagai barometer pantomim di Indonesia. 

Tahun ini, Pentas Pantomim menghadirkan konsep yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Para seniman pantomim diberi ruang untuk mengekspresikan ide-ide liar dan gila mereka melalui pertunjukan yang unik dan eksperimental. 

“Kami ingin menunjukkan bahwa pantomim itu tidak kaku dan kuno. Melalui pentas ini, kami ingin pantomim semakin digemari dan diminati oleh masyarakat, terutama generasi muda,” ujar Purwiati Kepala TBY pada Jumat (26/4/2024).

Pentas Pantomim dan Api Gagasan akan menampilkan tiga karya kolaboratif dari seniman pantomim Yogyakarta yaitu GMT Jogjadrma: Belajar Menjadi Laki-laki oleh Ahmad Jalidu dan Nisa Ramadhan Kepada Waktu oleh Ihsan Kurniawan dan Tiaswening Maharsi (Fireflies Collective) Banyumili Art Performance & Anonimime oleh Megatruh Banyumili dan Aldo Adrian’s yah.

Selain pertunjukan, TBY juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain terkait pantomim, seperti workshop, seminar, dan diskusi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat terhadap seni pantomim.

Yogyakarta memiliki sejarah panjang dalam seni pantomim. Dimulai dari Wisnu Wardhana, seorang seniman asal Yogyakarta yang belajar pantomim di Amerika Serikat, hingga Jemek Supardi, maestro pantomim Indonesia. 

Pada tahun 1990-an, Yogyakarta bahkan memiliki Gabungan Aktor Pantomim Yogyakarta (GAPY) sebagai wadah bagi para seniman pantomim. Saat ini, Yogyakarta masih terus melahirkan talenta-talenta baru dalam seni pantomim.

Pentas Pantomim dan Api Gagasan adalah salah satu upaya TBY untuk menjaga dan mengembangkan seni pantomim di Yogyakarta. 

Dengan menghadirkan pertunjukan yang berkualitas dan edukatif, TBY berharap dapat menarik minat masyarakat terhadap seni pantomim dan menjadikan Yogyakarta sebagai pusat pengembangan seni pantomim di Indonesia.

Broto Wijayanto, salah satu kurator Pentas Pantomim dan Api Gagasan, menyatakan bahwa pergelaran ini merupakan momen penting untuk refleksi dan proyeksi seni pantomim di Yogyakarta.

“Pentas ini bukan sekadar pertunjukan, tapi juga sebuah wadah untuk merefleksikan perjalanan pantomim di Yogyakarta dan memproyeksikan masa depannya. Kami ingin menunjukkan bahwa pantomim masih memiliki ruang dan potensi untuk berkembang di Indonesia,” kata dia.

Broto menambahkan bahwa Yogyakarta memiliki modal yang kuat untuk menjadi pusat pengembangan seni pantomim di Indonesia. 

“Yogyakarta memiliki sejarah panjang dalam seni pantomim, banyak seniman berbakat, dan komunitas yang aktif. Kami yakin bahwa Yogyakarta dapat menjadi lokomotif untuk kebangkitan seni pantomim di Indonesia,” lanjutnya.