KAI Daop 6 Menghidupkan Sejarah yang Terlupakan melalui Napak Tilas Bersama Jurnalis

0
15
Kegiatan napak tilas jalur kereta Yogyakarta-Magelang yang diikuti oleh awak media, pejabat Kereta Api dan IRPS. (istimewa)

KAI Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta bersama Indonesia Railways Preservation Society (IRPS) menggelar napak tilas jalur kereta api nonaktif Yogyakarta-Magelang pada Sabtu (21/12/2024). Kegiatan ini menjadi upaya mengenang jalur kereta api bersejarah sekaligus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian perkeretaapian Indonesia.

“Ini adalah cara kami memperkenalkan kembali sejarah perkeretaapian di wilayah Yogyakarta dan Magelang. Media kami undang sebagai mitra untuk menyebarluaskan pesan ini,” ujar Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta, Krisbiyantoro, di sela acara yang diikuti belasan jurnalis dan anggota IRPS.

Napak tilas ini dimulai dari Yogyakarta dan menyusuri jalur KA yang dahulu menghubungkan wilayah DIY dan Jawa Tengah. Beberapa lokasi bersejarah yang disinggahi meliputi bekas Stasiun Tempel, Jembatan KA Kali Krasak, Jembatan KA Kali Pabelan, hingga bekas Stasiun Magelang Kota.

Mengungkap Sejarah dan Jejak yang Tersisa

Stasiun Tempel menjadi salah satu titik penting yang disorot dalam perjalanan ini. Stasiun yang dibangun pada 1895 itu ditutup pada 1976 setelah Jembatan Kali Krasak ambruk akibat terjangan lahar dingin Gunung Merapi. Hingga kini, beberapa peninggalan seperti bangunan utama stasiun, menara air, dan bekas gudang masih dapat ditemukan.

Jembatan KA Kali Krasak, yang dahulu menghubungkan DIY dan Jawa Tengah, menjadi saksi bisu keganasan lahar dingin Merapi yang menghancurkannya dua kali. Sementara itu, Jembatan KA Kali Pabelan, yang dibangun untuk menggantikan jembatan sebelumnya, menjadi lokasi lain yang memperlihatkan dampak letusan Gunung Merapi terhadap jalur kereta api.

Di Magelang, peserta mengunjungi bekas Stasiun Magelang Kota yang dahulu menjadi simpul transportasi utama di kawasan tersebut. Selain itu, sepanjang perjalanan, peserta melewati beberapa titik historis lainnya seperti eks Stasiun Kutu, Halte Mlati, Stasiun Beran, dan Stasiun Muntilan yang kini telah berubah fungsi.

Kegiatan ini sekaligus menjadi momen penghargaan bagi para jurnalis melalui Kompetisi Jurnalistik bertema Layanan Kereta Api yang Berkelanjutan dan Selamat untuk Transportasi Indonesia. Kompetisi yang berlangsung sejak 30 November 2024 ini mengundang para jurnalis di wilayah Daop 6 untuk mengangkat kisah kereta api Indonesia.

Penyerahan hadiah kompetisi dilakukan di tengah napak tilas. Koordinator IRPS, Aryo Hartanto Wibowo, menyebut kegiatan ini juga menjadi upaya komunitasnya untuk terus melengkapi potongan sejarah perkeretaapian yang hilang. 

“Sejarah kereta api di Indonesia adalah bagian penting dari identitas kita. Setiap data yang ditemukan seperti puzzle yang membantu kami memahami lebih dalam,” ungkap Aryo.

Melalui kegiatan ini, Daop 6 Yogyakarta berharap semakin banyak pihak yang peduli terhadap pelestarian sejarah perkeretaapian Indonesia, sembari mempererat hubungan antara KAI, media, dan komunitas.