Pemkot Jogja Tutup Puluhan Depo Sampah, Warga Bingung Tidak Bisa Buang Sampah Ada yang Pilih Dibakar

0
10
Pemandangan rutin setiap pagi di depo-depo sampah di Kota Jogja. (zukhronnee muhammad)

Kebijakan Walikota Jogja Hasto Wardoyo menutup puluhan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) kecil dan mengharuskan membuang sampah melalui transporter atau penggerobak memicu kesulitan warga membuang sampah. Pasalnya, tidak ada solusi memadai pasca penutupan.

“Kami bingung mau buang sampah dimana lagi karena TPS di RT pun sudah ditutup,” ujar Mega, warga RW 10 Kampung Jogoyudan, Gowongan, Kamis (10/4/2025).

Mega mengeluhkan tidak adanya kejelasan informasi dari pihak pamong setempat mengenai pengadaan gerobak sampah pengganti. Walaupun sampah plastik dan kertas diolah di bank sampah RW, masih ada sampah residu yang tidak bisa diolah.

“Nah terus kami harus buang kemana kalau tidak ada penggerobak yang disediakan setelah TPS ditutup,” tandasnya.

Sementara warga Kota Jogja Lainnya, khawatir akan muncul penggerobak yang menerapkan harga semena-mena. Pasalnya seluruh pembuangan sampah akan melalui penggerobak seperti keinginan Walikota.

“Penggerobak udah langka, gak ada regenerasi. Selain itu tarifnya kan terserah penggerobak, jadi mahal kan tidak semua warga mampu untuk bayar penggerobak,” tegasnya.

Sebagian warga pun memilih membakar sampahnya tanpa menghiraukan Perda larangan membakar sampah di Kota Jogja.

Dikonfirmasi terpisah, Hasto menyebut akan memanggil lurah-lurah untuk mengatasi masalah tersebut.

“Kita panggil lurahnya. Kita beri tahu, harus sosialisasi terus. Harus sabar,” kata dia.

Hasto mengatakan Pemkot baru akan menggelontorkan gerobak sampah ke kalurahan pada Juli 2025. Sebelumnya, RW yang belum memiliki gerobak diminta mengusahakan secara mandiri.

Hasto sebelumnya menyatakan ambisinya menutup 31 dari 46 depo sampah kecil di Kota Yogyakarta. Alasannya, depo kecil mengganggu lingkungan karena lokasinya dekat hunian, warung bahkan tempat ibadah.

“Depo-depo kecil itu memang akan saya bongkar semua,” tegas Hasto.

Penutupan TPS kecil ini dilakukan untuk mencegah lindi sampah mengalir ke jalan. Pemkot berencana menyediakan 10 insinerator untuk mengolah sampah yang mencapai 280 ton per hari, serta mengaktifkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu 3R Bawuran di Bantul. (*)