Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman berupaya keras menyelesaikan permasalahan sampah dengan melakukan sejumlah langkah jangka pendek dan jangka panjang.
Langkah jangka panjang yang dipilih salah satunya dengan membangun Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di Kenaji, Tamanmartani hal ini dilakukan agar tidak bergantung lagi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.
Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo menyampaikan pembangunan TPST Tamanmartani saat ini mencapai program prioritas yang sedang dikebut agar dapat segera beroperasi di tahun ini.
Dimulai pada pertengahan bulan Mei lalu, Kustini menyebut pembangunan TPST Tamanmartani yang memakan anggaran sebesar 7,4 miliar itu telah mencapai 90 persen untuk tahap awal.
“Ini kemarin kita minta dipercepat pengerjaannya dan alhamdulilah ini sudah 90 persen untuk tahap awal yang dikerjakan dari PU. Pertengahan bulan depan insyallah selesai, dan selanjutnya DLH akan membangun dan melengkapi sarana prasananya untuk TPST,” ungkap Kustini dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/7/2023).
Pembangunan tahap awal oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Sleman yang dimaksud Kustini, meliputi persiapan lahan, pembuatan talud, pagar panel serta akses jalan masuk kendaraan.
“Hingga minggu ini, seluruh pengerjaan kecuali akses jalan masuk kendaran hampir dirampungkan,” jelas Kustini.
Usai pembangunan awal dirampungkan, selanjutnya Dinas Lingkungan Hidup (DLH) akan mengerjakan dan melengkapi sarana dan prasarana untuk pengolahan sampah.
Kedepan TPST Tamanmartani nantinya akan dilengkapi sejumlah fasilitas dan teknologi seperti pos timbang, incinerator, mesin komposter, tempat pengepresan, tempat penyimpanan kompos dan instalasi pengolah limbah.
“Konsep TPST ini adalah zero waste. Karena semua sampah yang disini nanti akan diolah menjadi kompos untuk organik dan anorganik dibuat menjadi conblock,” terang Kustini.
Diproyeksikan TPST Tamanmartani dapat mengelola 80 ton sampah. Jumlah tersebut, diharapkan Kustini dapat mengurangi beban volume sampah yang dikirim ke TPA Piyungan.
“Ya harapannya itu nanti akan berkurang drastis. Dan kita semakin mandiri karena punya TPST yang bisa untuk pengolahan sampah sendiri,” pungkas Kustini.
Kontributor: Zukhronee Muhammad