Suasana gelisah mulai terasa di Tempat Khusus Parkir (TKP) Abu Bakar Ali (ABA), bangunan ini kini mulai dipagar seng di beberapa titiknya. Meski demikian, aktivitas masih berdenyut.
Ada tulisan Parkir Bis berukuran besar di gerbang Selatan, menjadi penanda bahwa tempat tersebut masih menerima parkir. Sementara motor berjejer di lantai dua, pedagang kaki lima tetap menggelar dagangan, sementara beberapa pemilik ruko mulai mengemasi barang.
“Masih boleh beraktivitas sampai dengan tanggal 1 Juni,” tegas Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono, Rabu (21/5/2025). Pemagaran yang dimulai dua hari lalu menandai awal transformasi kawasan strategis ini, meski belum mengelilingi seluruh area.
Menara Kopi di Kotabaru yang berjarak tidak jauh dari Malioboro telah ditetapkan sebagai lokasi relokasi. Namun, lokasi ini tak mampu menampung seluruh pedagang dan juru parkir, sehingga Pemda menyiapkan 30 titik parkir alternatif di berbagai sudut kota.
Beny menjelaskan bahwa lokasi baru akan dikhususkan untuk kendaraan pribadi, sementara bus pariwisata akan dialihkan ke Senopati dan Ngabean. “Nanti ada yang bantu untuk sirkulasi, juga untuk tumbuhkan ekonomi baru,” jelasnya.
Sebagai bentuk kompensasi, Pemda DIY mengalokasikan sekitar Rp 2 miliar dari Dana Keistimewaan untuk menata eks Menara Kopi dan membebaskan pedagang serta juru parkir dari biaya sewa selama dua tahun masa transisi.
“Kami fasilitasi dulu dua tahun. Tidak selamanya seperti ini. Setelah itu, mereka harus mandiri,” tandasnya, menggarisbawahi bahwa 1 Juni akan menjadi titik awal pemagaran total, dengan tenggat waktu hingga 6 Juni bagi warga untuk pindah ke lokasi baru.
Doni Rulianto, pengurus TKP ABA, mengungkapkan bahwa warga belum sepenuhnya siap pindah.
“Sambil pemerintah siapkan dulu tempatnya. Masih boleh beraktivitas seperti biasa,” ujarnya, mewakili kegelisahan ratusan juru parkir dan pedagang.(*)
