Dalam upaya mempelajari pengelolaan subak yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, Pemda DIY berkunjung ke Bali. Kunjungan ini dipimpin oleh Drs. Teguh Suhada, M.Si., Kepala Biro Umum Humas dan Protokol Setda DIY.
Teguh Suhada menyampaikan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk mengambil hikmah dan pengalaman dalam mempertahankan nilai budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.
“Kami melihat adanya paralel antara pengelolaan subak di Bali dengan Sumbu Filosofi DIY, yang juga merupakan warisan budaya yang kami jaga dengan baik,” ujarnya Selasa (28/5/2024).
Teguh Suhada menekankan pentingnya menjaga keberlanjutan dan keberagaman budaya, serta harapannya bahwa kunjungan ini dapat memperkuat kolaborasi antara DIY dan Bali dalam mempertahankan warisan budaya bersama-sama.
Sang Nyoman Astika, Pekaseh Subak Pulagan, berbagi pandangan mengenai pentingnya menjaga tradisi dan ketahanan pangan di wilayah Subak Pulagan yang luasnya 95 hektare.
Dia menekankan peran Pekaseh sebagai ujung tombak dalam mengarahkan petani untuk mengolah tanah sesuai dengan aturan adat yang ketat.
Dalam upaya melindungi hasil panen dari hama, tikus, dan ancaman lainnya, Subak Pulagan mengadakan upacara setiap 15 hari sekali.
“Upacara diadakan untuk mencegah serangan hama, tikus, dan bahkan manusia. Tradisi ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan alam dan keberhasilan panen,” tambahnya.
Meskipun telah diakui sebagai warisan budaya dunia sejak 2012, Astika menyayangkan minimnya bantuan dana dari pemerintah untuk Subak Pulagan, terlebih setelah pandemi.
“Semenjak Covid-19 kami hanya mendapatkan 10 juta rupiah untuk upacara dari BKK, sedangkan Pakraman mendapatkan 300 juta rupiah, kami dapat 10 juta. Padahal, Subak mencakup ketahanan pangan dan adat,” keluhnya.
Namun, masyarakat Subak Pulagan tetap teguh mempertahankan tradisi dan adat mereka.
“Kepercayaan kami kuat, kami tidak berani menjual tanah warisan. Di sini, menjual tanah warisan dianggap tabu dan bisa membawa malapetaka,” jelasnya.
Kunjungan ini merupakan langkah konkret dalam mengembangkan kerja sama antar daerah dalam memelihara dan menghargai nilai-nilai budaya yang unik dan penting bagi masyarakat lokal maupun internasional.