Menjadi Ujung Tombak Kesehatan Masyarakat, Kader Desa Tingkatkan Kapabilitas

0
131
Optimasi Peran Kader pada Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Senin (24/7/2023) di Kalurahan Caturtunggal, Depok, Sleman. (istimewa)

Kelompok masyarakat peduli Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terbentuk menjadi kader atau relawan telah terbukti menjadi ujung tombak dalam merealisasikan kehidupan masyarakat yang sehat. Namun seiring kemudahan serta masifnya informasi yang beredar melalui internet, kemampuan kader di tingkat paling bawah perlu pula disesuaikan.

“Peran kader dalam menggerakkan masyarakat sangat penting, mereka adalah ujung tombak atau perpanjangan tangan dari pemerintah. Karena para kader inilah yang paling paham kondisi masyarakat disekitar mereka,” papar Elastria Widita, Ketua Tim Pengusul Program PkM Desa Binaan 2023 di sela acara Optimasi Peran Kader pada Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat Senin (24/7/2023) di Kalurahan Caturtunggal, Depok, Sleman.

Program ini digagas guna mengoptimalkan peran masyarakat dalam upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (KBM) menuju Desa Siaga Aktif Mandiri dimana kader memiliki peran penting untuk menggerakkan masyarakat. Maka peran penting ini perlu ditingkatkan baik itu dari segi kapasitas, kapabilitas.

“Kita tingkatkan secara berkala, kami dari 3 fakultas ini berupaya bagaimana masyarakat itu bisa mengupayakan segala macam program sehingga jika mereka terganggu kesehatannya bisa menyelesaikan masalah secara mandiri,” imbuhnya.

Pelatihan-pelatihan kepada kader ini termasuk cara berinteraksi kepada masyarakat, memberikan pendampingan kepada masyarakat, edukasi, memberikan penyuluhan kemudian melakukan skrining jika diperlukan masyarakat.

“Peran kader ini sangat penting, karena itu KBM ini justru perpanjangan tangan dari pemerintah. Dimana pemerintah ini sekarang bergerak agar masyarakat itu secara mandiri bisa mengelola kesehatan. Ketika terjadi gejala-gejala mereka bisa dirujuk segera ke pusat pelayanan kesehatan primer,” kata dia.

Ditengah masyarakat yang kian kritis, para kader ini diberi bekal yang cukup agar bisa memberikan teladan serta menyaring informasi yang simpang siur di masyarakat. Terutama terkait PHBS dan informasi dasar mengenai kehatan serta Penyakit Tidak Menular (PTM).

“Terutama tentang kampanye hidup sehat,  para kader ini harus punya kapabilitas dan kapasitas yang sangat mumpuni untuk meluruskan informasi yang salah di masyarakat. Informasi yang salah ini bukan hanya tugas mereka namun juga menjadi tantangan saya sebagai ketua program,” tandasnya.

Sementara salah satu perwakilan Puskesmas Caturtunggal menyebut bahwa dari masing-masing kader mereka sudah bisa menyampaikan tentang kesehatan termasuk sudah bisa melakukan intervensi langsung kepada sasaran.

“Selain itu mereka juga sudah dilatih untuk melakukan intervensi kepada keluarga. Masing-masing kader itu sudah ada job deskripsinya sesuai dengan peranannya masing masing, ada kader pendamping keluarga, kader balita dan juga kader lansia,” ujarnya.

Kami sangat terbantu oleh peran para kader ini, pasalnya jika Puskesmas yang langsung turun ke lapangan itu hampir tidak mungkin. Karena yang paling tahu permasalahan adalah para kader tersebut bukan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas.

“Tenaga kesehatan itu hanya berperan sebagai pendamping saja,” tutupnya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad