Menginspirasi Perempuan, Astriyani Siap Bawa UMKM Bantul ke Level Internasional

0
173
Astriyani, Pengusaha mebel yang mencalonkan diri menjadi anggota legislatif di DPRD Bantul. (istimewa)

Astriyani, seorang perempuan yang sukses berkarir sebagai pengusaha UMKM di bidang muebeler, kini siap menghadapi tantangan baru sebagai calon anggota DPRD Bantul dari PDIP. Ia bercerita tentang latar belakang dan visinya untuk mengembangkan UMKM di daerahnya, serta pengalaman yang ia dapatkan sepanjang berkecimpung di dunia UMKM.

“Saya ingin menunjukkan bahwa perempuan bisa sukses di bidang apapun, tidak hanya UMKM. Saya ingin mendorong kesetaraan gender di masyarakat. Saya bangga dengan anak-anak saya, salah satunya sudah lulus sekolah kedokteran di Rusia. Saya juga mendapat dukungan dari suami saya, Ari Priyo, yang mengurus produksi,” ungkapnya saat ditemui di rumahnya Sabtu (20/1/2024).

Astriyani yang memiliki nomor urut 3 di Dapil 1, yang meliputi Kecamatan Sewon dan Kecamatan Bantul mengaku memiliki pengalaman 25 tahun di dunia UMKM, baik di pasar lokal, regional, maupun internasional. Ia juga sering mengikuti pameran-pameran di berbagai benua, seperti Australia, Asia, Amerika, dan Eropa. Ia mengaku selalu menjaga hubungan baik dengan para pembeli, tidak hanya secara digital, tetapi juga secara personal.

“Saya yakin, dengan pengalaman dan jaringan yang saya miliki, saya bisa membawa UMKM di Bantul ke level yang lebih tinggi. Saya juga ingin menginspirasi perempuan-perempuan lainnya untuk berani bermimpi dan berjuang. Saya siap mewakili suara dan aspirasi UMKM di DPRD Bantul,” pungkasnya.

Astriyani tidak hanya pandai menjual produk-produk kriya yang ia buat dengan nama usaha Jawa Classic, tetapi juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi jembatan aspirasi bagi UMKM di Bantul, khususnya yang belum terfasilitasi oleh pemerintah.

“Saya ingin membangun Rumah Perjuangan UMKM, di mana saya akan menampung dan memasarkan produk-produk UMKM dari berbagai bidang, seperti kuliner, fashion, digital, dan lain-lain,” katanya.

Selain itu, ia juga ingin membina UMKM dari nol, mulai dari mengurus legalitas, menghubungkan dengan pendanaan, melatih desain dan marketing, hingga memfasilitasi pameran-pameran.

Astriyani mengaku tidak selalu mulus dalam menjalani usahanya. Ia pernah mengalami masa-masa sulit, terutama saat terjadi Bom Bali 1 dan 2 pada tahun 2002 dan 2005, serta gempa bumi Yogyakarta pada tahun 2006. Namun, ia tidak menyerah dan terus berusaha bangkit dari keterpurukan.

“Dari kayu-kayu bekas gempa itu, saya bisa membuat mebel yang unik dan bernilai seni. Saya juga bisa membantu masyarakat sekitar yang kehilangan rumahnya dengan membeli kayu-kayu mereka. Saya merasa ini adalah berkah dari gempa yang bisa saya manfaatkan untuk usaha saya,” katanya.

Astriyani berharap, dengan menjadi caleg, ia bisa lebih banyak berkontribusi untuk kemajuan UMKM di Bantul, khususnya di bidang kriya. Ia juga berharap, masyarakat Bantul bisa memberikan dukungan dan kepercayaan kepadanya di pemilu mendatang.