Krisis Sampah Mengancam, Warga Bantul Diimbau Olah Sampah Mandiri

0
78
Sampah yang dibuang sembarangan di jalan. (zukhronnee muhammad)

Kabupaten Bantul terancam krisis pengelolaan sampah menyusul penutupan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) Gadingsari dan tertundanya pembangunan fasilitas baru. 

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul mengambil langkah drastis dengan menghentikan sementara layanan pengambilan sampah berlangganan mulai Rabu (17/7/2024).

Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, melalui surat pemberitahuan bernomor B/600.4.15/01732/UPTDKP2/2024 tertanggal 16 Juli 2024, menghimbau warga untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri. 

“Kami mohon kepada para pelanggan untuk melakukan pemilahan, penggunaan ulang, dan pengolahan sampah dari sumbernya,” tulis Bambang dalam surat tersebut.

Penutupan TPSS Gadingsari yang berlokasi di Padukuhan Wonoroto tidak dapat dihindari karena sudah mencapai kapasitas maksimal. Lurah Gadingsari, Widodo, memastikan bahwa pihaknya tidak akan memperpanjang kontrak dengan DLH Bantul yang berakhir pada 20 Juli 2024. 

“Kondisinya kami sudah tidak ada tempat lagi. Saat ini pun lubang tersebut sudah penuh dan diuruk,” jelas Widodo.

Upaya DLH Bantul untuk membangun TPSS baru di Puncak Bucu, Piyungan, sebagai pengganti TPSS Gadingsari juga menghadapi kendala. Pembangunan terpaksa dihentikan sementara akibat penolakan dari warga Sitimulyo. 

Situasi ini menempatkan warga Bantul dalam posisi sulit. Mereka kini dihadapkan pada tantangan untuk mengelola sampah secara mandiri tanpa kejelasan kapan layanan pengambilan sampah akan kembali normal. 

DLH Bantul belum memberikan informasi mengenai solusi jangka panjang atau alternatif penampungan sampah lainnya.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad