Ribuan anggota komunitas ojol maupun perorangan menggelar aksi demo di Dinas Perhubungan DIY dan kantor Kominfo. Iring-iringan kendaraan roda dua ojek online dan kurir ini berakhir di kantor Gubernur DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
Para pengemudi dan kurir berbagai platform ini menuntut agar platform penyedia layanan memberikan tarif yang manusiawi kepada para mitra.
“Selama ini memang ada kenaikan tarif, tapi tidak berpengaruh kepada pendapatan mitra,” kata Agung, salah satu pengemudi yang ikut berpartisipasi saat ditemui Selasa (29/8/2023) di Kompleks Kepatihan Yogyakarta.
“Kami sebagai driver tidak mendapatkan tambahan atas kenaikan tersebut, karena yang naik hanya untuk aplikator. Kenaikan justru merugikan konsumen dan mitra,” lanjutnya.
“Demo seperti ini pernah dilakukan setahun lalu di DPRD DIY, tuntutannya hampir sama. Namun hingga saat ini tidak ada realisasi, maka kali ini kami menghadap Sultan, tapi sayang beliau tidak di tempat,” imbuhnya.
Ketua Forum Ojek Jogjakarta Bergerak Sapto Paijo menambahkan, Hari ini kurang lebih ada 2.000 teman-teman driver ojol yang ikut demo.
Selain tarif yang lebih manusiawi, mereka juga mengharap Pemda DIY beserta Dinas terkait membantu mereka mendesak pemerintah memberikan payung hukum agar platform ojek online dan kurir tidak semena-mena memberikan sanksi secara sepihak ke driver.
“Kita meminta payung hukum, bukan kita menuntut menjadi karyawan, bukan. Tapi keputusan sewenang-wenang dari pihak aplikator. Misalnya kita tidak bisa membela diri jika ada laporan dari customer via email. Kita [pengemudi] tiba-tiba kena PM bahkan kena suspend,” papar Sapto.
“Hari ini dari Dishub, Kominfo apalagi di gubernuran ini kami sangat puas, kami sangat senang sekali mendapatkan angin segar. Membentuk tim untuk melindungi kami, karena yang selama ini kami perjuangkan payung hukum untuk teman-teman itu belum tercipta,” tutupnya.
Kontributor: Zukhronee Muhammad