Pameran Jogja Internasional Disabilitas Art Biennale (JIDA) 2023 kembali digelar di Galeri RJ Katamsi Institut Seni Indonesia, Sewon Yogyakarta. Pameran yang mengusung tema “Interchange” ini menampilkan 67 karya seni rupa dua dimensi, video, dan instalasi dari 54 seniman, baik dari Indonesia maupun luar negeri.
Pameran JIDA 2023 ini merupakan satu-satunya di dunia yang berfokus pada seniman disabilitas. Pameran ini merupakan ruang ekspresi bagi seniman disabilitas untuk menunjukkan karya-karya mereka yang berkualitas dan beragam.
Salah satu seniman disabilitas yang ikut berpartisipasi dalam pameran ini adalah Wiji Astuti. Dia menampilkan karya instalasi kain yang menceritakan tentang alam. Wiji mengatakan bahwa dia ingin menunjukkan bahwa lingkungan sekitar kita bisa menjadi sebuah karya seni.
“Dalam karya ini, saya menceritakan bahwa selama ini lingkungan di sekitar kita ternyata bisa menjadi sebuah karya,” ujarnya.
Seniman disabilitas lainnya, Taufik Gustian dari Bandung, menampilkan karya keramik yang menceritakan tentang memori dan pemikirannya. Taufik mengatakan bahwa seni rupa merupakan ruang yang nyaman baginya, karena yang terlintas dari proses itu bukanlah yang utama, melainkan hasil akhirnya.
“Karya saya bercerita lebih ke gabungan dari referensi dari diri sendiri yang bisa menyimpan memori yang saya tuangkan ke media keramik yang bisa menyimpan ide dan pemikiran yang bisa menenangkan diri saya kedepannya,” ujarnya.
Selain Wiji dan Taufik, masih banyak lagi seniman disabilitas berbakat yang ikut berpartisipasi dalam pameran JIDA 2023 ini. Karya-karya mereka yang beragam dan berkualitas menunjukkan bahwa seniman disabilitas memiliki potensi yang luar biasa.
Pameran JIDA 2023 ini merupakan sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk mengenal dan memahami lebih jauh tentang seniman disabilitas dan karya-karya mereka. Pameran ini juga merupakan langkah penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang kesetaraan dan inklusi bagi penyandang disabilitas.
Rudi Gunawan, Direktur Disability Art Biennale, mengatakan bahwa pameran ini merupakan upaya untuk menciptakan ruang ekspresi bagi seniman disabilitas.
“Soal pentingnya dukungan agar kita bisa menciptakan ruang ekspresi bagi teman disabilitas yang prosesnya panjang dan berat,” ujarnya.
“Ada keseriusan bahwa mereka ingin dipandang dengan sudut pandang yang berbasis pada upaya-upaya. Bukan karena iba. Sifat charity itu harus kita akhiri karena setiap seniman memiliki keunikan. Mereka setara dengan seniman lain,” tambahnya.
Pameran JIDA 2023 ini akan berlangsung dari tanggal 13-21 Oktober 2023. Masyarakat umum dapat mengunjungi pameran ini secara gratis.
Kontributor: Zukhronee Muhammad