Rencana relokasi pedagang Teras Malioboro 2 ke kawasan Ketandan dan Beskalan menuai protes dari para pedagang.
Upik Supriyati, Ketua paguyuban Tri Dharma Teras Malioboro 2, mengungkapkan kekecewaan para pedagang atas kurangnya keterlibatan mereka dalam proses pengambilan keputusan.
“Selama ini, kami tidak pernah dilibatkan dalam hal ini,” ujar Upik di sela unjuk rasa pada Rabu (17/7/2024).
Ia menegaskan bahwa para pedagang menginginkan relokasi yang partisipatif dan melibatkan dialog terbuka antara pemerintah dan pedagang. Upik juga mengkritik pendekatan pemerintah yang dinilai sepihak.
“Kami mintanya bukan sosialisasi, tapi forum dialog terbuka. Jadi memang komunikasinya dua arah, permasalahan kami seperti apa, permasalahan pemerintah seperti apa, solusi kami seperti ini, solusi pemerintah seperti apa,” jelasnya.
Para pedagang juga mengkhawatirkan dampak relokasi terhadap pendapatan mereka. Menurut Upik, lokasi baru di belakang Ramayana dan TM1 dianggap kurang strategis.
“Mohon maaf, untuk pengunjung masuk saja susah, bagaimana kalau kita disembunyikan di belakang Ramayana kemudian di belakang TM1,” ungkapnya.
Surat edaran dari UPT Pengelolaan Cagar Budaya Yogyakarta yang membedakan pedagang “pro-pemerintah” dan “anti-pemerintah” juga menuai kritik.
“Sebenarnya kita semua nggak anti pemerintah, kita cuma anti diskriminasi,” tegasnya.
Pedagang Teras Malioboro 2 menyerukan perlunya relokasi yang mensejahterakan. Mereka berharap pemerintah dapat membuka ruang dialog untuk mencapai solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad