Dalam tiga tahun perjalanannya, Commuterline Yogya-Solo telah mengantarkan 12 juta pengguna dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta dan Solo.
“PDRB sektor transportasi di Yogyakarta dan Solo mengalami peningkatan pesat sejak beroperasinya Commuterline,” kata Anne Purba, VP Corporate Secretary KAI Commuter.
Di Yogyakarta, lanjut Anne, PDRB sektor transportasi naik dari Rp 1,7 triliun di 2020 menjadi Rp 2 triliun di 2023. Di Klaten, sektor ini menjadi penyumbang kinerja pertumbuhan ekonomi terbesar dengan kenaikan dari 2,13% di 2021 menjadi 79,27% di 2022.
Pada Agustus 2022, relasi Commuterline diperpanjang hingga Stasiun Palur, dengan dua stasiun baru: Solo Jebres dan Palur.
“Perpanjangan relasi ini menjawab permintaan dan kebutuhan masyarakat yang tinggi akan Commuterline Yogya-Solo,” ujar Anne.
Layanan ini terintegrasi dengan Bus Transyogya dan Batik Solo Trans, serta kereta bandara dan kereta jarak jauh.
Sepanjang 2023, Commuterline Yogya-Solo melayani 6.453.099 pengguna, meningkat 44% dari tahun sebelumnya. Total pengguna selama tiga tahun mencapai 12.703.439 orang.
Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, dan Klaten adalah lima stasiun dengan pengguna terbanyak. Stasiun Yogyakarta menjadi stasiun keberangkatan dan kedatangan tertinggi.
“Sejak awal, Commuterline Yogya-Solo menggunakan sistem pembayaran cashless dengan KMT, kartu bank, dan kode QR,” jelas Anne.
Go Transit by GOTO menggantikan LINKAja sebagai mitra pembayaran QR Code di 2023.
KAI Commuter berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan, seperti menyediakan berbagai pilihan metode pembayaran cashless dan meningkatkan konektivitas dengan moda transportasi lainnya.
“Kami berharap layanan ini dapat memberikan masyarakat perjalanan yang nyaman dan terjangkau, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,” tandasnya.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad