Termakan Hoax, Ratusan Orang Rela Antri Pengobatan Ida Dayak di Alkid Sejak Subuh

0
161
Spanduk darurat yang mengatakan bahwa pengobatan Ida Dayak di Alun-alun Selatan adalah bohong (zukhronnee muhammad)

Kabar kedatangan Ida Dayak ke Jogja santer beredar di media sosial. Poster kegiatan terapis alternatif yang viral bisa menyembuhkan orang sakit  tersebut ternyata hoax. Di dalam pster tersebut menyebut Ida Dayak akan melakukan prakteknya di Alun-alun Selatan pada Senin (15/5/2023).

Termakan kabar bohong tersebut, ratusan orang dari berbagai daerah rela berdatangan sejak dinihari di Alun-alun Selatan, Keraton Yogyakarta. 

Ritonga (53) warga Berbah yang ditemui di lokasi mengatakan sejak pukul 4:00 WIB sudah ada yang datang mengantri. Mereka pun berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang mengaku datang dari Jakarta, Jambi dan Singapura.

“Yang dari Singapura tadi lama ngobrol dengan Saya, katanya sudah tiga hari lalu datang ke Jogja dan menginap di hotel dekat sini. Keluarganya ada yang stroke,” ujarnya.

Walau tidak sejak subuh, Ritonga pun sama. Dia datang ke Alun-alun Kidul (Selatan-red) untuk memastikan kehadiran Ida Dayak. Besar harapannya bisa mengobati anggota keluarganya yang stroke sekian lama.

“Tadi kesini mau memantau dulu, apakah benar, lalu syaratnya apa saja kemudian ikut mengantri. Eh ternyata gak benar. Nah tadi itu nggak cuman puluhan tapi ratusan yang datang mobil-mobil antri di sini sampai macet. Memang beritanya dahsyat sih dan ternyata hoax,” imbuhnya.

Kapolsek Kraton Kompol Theresia Dwi Andriyanti mengatakan informasi yang beredar di media sosial terkait Ida Dayak yang akan menggelar praktik dari tanggal 15 sampai 22 Mei 2023 di Alun-alun Kidul merupakan berita hoax

“Saya pastikan informasi pengobatan Ida Dayak pada 15 hingga 22 Mei 2023 adalah berita bohong,” ucapnya.

Atas kejadian ini Theresia meminta masyarakat pulang ke rumah masing-masing. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan selalu memastikan setiap menerima informasi yang beredar di media sosial.

Sayangnya sebagian masyarakat menganggap imbauan polisi tersebut tidak benar. Mereka menduga imbauan tersebut hanya untuk mengantipasi padatnya antrian. Beberapa dari mereka pun masih bertahan di Alun-alun Selatan.

Istamar misalnya, dia menyayangkan sosialisasi hoax yang dilakukan aparat kurang mengena ke masyarakat. “Harusnya ada spanduk yang jelas dan mudah dibaca yang dipasang di tempat-tempat strategis. Sehingga siapapun yang lewat bisa tahu dan membagikannya ke sosial media,” kata dia.

“Lha ini setiap orang lewat nanya, nanti sebentar lewat lagi, nanya lagi,” imbuhnya.

Istamar bersama 9 anggota keluarganya jauh-jauh datang dari Kopeng, Magelang. Selain meninggalkan orang tuanya di rumah, dia datang memboyong keponakannya yang tidak bisa berjalan kaki. Harapannya sama, yaitu bisa berobat ke Ida Dayak.

Kontributor: Zukhronee Muhammad