Sebelum Ditangkap, Begini Isi Tulisan Surat Pelaku Mutilasi

0
234
Surat yang ditulis pelaku dan ditinggalkan di kamarnya. Surat ini yang menjadikan titik terang bagi polisi dan akhirnya berhasil menangkap pelaku pada Senin (21/3/2023).

Pelaku pembunuhan dan mutilasi yang menewaskan perempuan A (35) adalah seorang pemuda berinisial HP, warga Temanggung ini berusia 23 tahun. Kesehariannya bekerja di Jogja dan tinggal di mess yang disiapkan perusahaannya.

Pelaku HP mengaku terjerat hutang di 3 aplikasi pinjaman online (pinjol). Tertekan hutang tersebut ia pun berkeinginan untuk mendapatkan uang dengan jalan pintas. Lalu berencana mencari korban wanita untuk dikuasai hartanya. Naas bagi A, karena mempercayai HP saat diajak kencan di sebuah penginapan di Pakembinangun, Sleman.

“Perkenalan mereka sejak November 2022 silam melalui Facebook,” papar Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra kepada wartawan pada Rabu (22/3/2023) di Mapolda DIY.

Sebelumnya pelaku mengaku sudah dua kali kencan dengan korban, yang kedua pada Sabtu (18/3/2023). Pada hari itulah pelaku HP menghabisi korban dengan sadis. Niatnya untuk menghilangkan jejak dengan cara memutilasi korban lalu dibuang di saluran toilet tidak terlaksana.

Karena kesulitan, pelaku pun memilih kabur ke Temanggung. Dalam pelarian, Pelaku sempat meninggalkan secarik tulisan di kamarnya. Dalam tulisan tangan tersebut, pelaku menuliskan penyesalannya dan memohon maaf. Begini isi tulisan pelaku:

Siapapun yang baca pesan ini, Tolong maafkan aku yang sering buat kalian jengkel.

Saya pergi dari sini

Kita bisa ketemu lagi di penjara atau di akhirat

Maaf untuk uang biar Allah yang memutuskan jika ada waktu dan jalan keluar akan saya lunasi dengan cara saya sendiri.

Kenapa aku melakukan ini karena aku sering berada di bawah tekanan akibat GENGSI. Dan maaf untuk semua kebohonganku.

Aku hanya punya waktu -+ 24 jam dengan waktu segitu aku akan memutuskan untuk menyerahkan ke polisi atau lari sebisa mungkin atau lari dari kehidupan ini.

Salam buat keluargaku di rumah dan tolong sampaikan aku telah gagal mendengarkan nasihat kedua orang tuaku.

Masih ada Wiwit (Adikku) yang bisa kalian nasihati jangan sampai seperti saya.

Aku sayang kalian.

Semoga kita bisa bersama kembali.

Kontributor: Zukhronee Muhammad