Pengamen Malioboro Harus “Naik Kelas”, Pemkot akan Siapkan Titik Khusus dan Pelatihan

0
29
Kawasan pedestrian Malioboro yang merupakan magnet bagi wisatawan sekaligus pengamen. (zukhronnee muhammad)

Pemerintah Kota Yogyakarta akan menertibkan lebih dari 60 pengamen yang beroperasi di kawasan Sumbu Filosofi, mulai dari Tugu Golong Gilig hingga Titik Nol Kilometer. Penertiban ini menyasar pengamen yang kerap menodong dan memaksa wisatawan memberikan uang.

“Publik sering mengeluhkan cara mereka, bukan hanya soal suaranya. Ada yang terkesan memaksa minta uang, ini yang menimbulkan keresahan,” ujar Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo, Senin (30/9/2025).

Pemkot akan menyediakan 5-10 titik resmi untuk mengamen di sepanjang jalur Tugu-Titik Nol. Dengan adanya titik tetap, pengamen tidak lagi meminta uang langsung di jalan atau saat pengunjung sedang makan.

Hasto menargetkan pengamen Malioboro menjadi ikon berkelas internasional. “Kalau sudah mengamen di Malioboro, kualitasnya harus di atas rata-rata. Mereka harus terseleksi dan terkurasi,” tegasnya.

Dinas Sosial dan Dinas Kebudayaan akan melakukan asesmen kemampuan para pengamen. Mereka juga akan mendapat pelatihan tentang hak cipta, royalti, hingga didorong menciptakan karya sendiri.

“Kami punya ekspektasi, pengamen Malioboro harusnya profesional. Nanti orang bisa kangen dengan pengamen Malioboro,” kata Hasto.

Program ini juga bertujuan menjaga marwah Sumbu Filosofi yang telah ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Dunia Tak Benda pada 2023. Pemkot berkomitmen program penertiban tidak akan mengurangi pendapatan para pengamen yang selama ini menggantungkan hidup dari aktivitas mengamen. (*)