Masih Ada Timbunan Sampah di Tempat Umum, Pemkot Jogja Diminta Lakukan Langkah Konkret

0
156
Petugas sedang mengangkut timbunan sampah yang ditumpuk sembarangan di jalan-jalan Kota Jogja. (zukhronnee muhammad)

Pemda DIY mendesak Pemkot Jogja untuk secepatnya melakukan langkah konkret untuk menangani masalah sampah di wilayahnya. Pasalnya masih terlihat timbunan-timbunan sampah warga yang secara sengaja diletakkan di pinggir jalan umum, padahal bukan tempat penampungan sampah.

Dari rata-rata per hari 200 ton produksi sampah Kota Jogja, Baru 100 ton sampah yang bisa diangkut ke TPST Piyungan dan 15 ton sampah dibawa ke Kulon Progo.

“Sehingga PR-nya tinggal 100 ton ini. Kalau kota bisa melakukan desentralisasi 100 ton sampah organik itu akan terselesaikan,” ucap Beny Suharsono, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY pada Rabu (2/8/2023).

“Secara kasat mata sampah yang belum tertangani di kota. Kota bisa kerjasama antardaerah dengan Gunungkidul untuk yang 100 ton tadi,” ujarnya.

Beny mengklaim Kabupaten Sleman dan Bantul mampu melakukan pengolahan sampah secara mandiri sementara hanya Kota Jogja saja yang masih mengandalkan TPA Piyungan.

Sementara Pemkot Jogja saat ini terus melakukan penetrasi sosialisai dan inovasi pengolahan sampah secara mandiri. Menyusul gerakan Zero Sampah Anorganik awal 2023 silam, saat ini Pemkot Jogja terus berusaha mengurangi produksi sampah dengan mengolah sampah organik dari sumbernya.

Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja atau disingkat “Mbah Dirjo” ini meminta masyarakat untuk membuat biopori guna mengurangi sampah organik.

Sekda Kota Jogja, Aman Yuriadijaya mengatakan, tak ada alasan untuk tidak bisa membuat bipori. Hal ini karena biopori bisa dibuat bahkan di lahan yang sempit sekalipun.

“Kita minta membuat biopori sesuai situasi kondisi di lapangan. Mau biopori reguler boleh, biopori jumbo boleh, biopori darurat juga boleh. Tergantung situasi dan kondisinya,” kata dia.

Gerakan Mbah Dirjo telah diresmikan oleh Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo minggu lalu. Selanjutnya, gerakan ini akan terus digaungkan dengan melibatkan Forum Bank Sampah Jogja dan masyarakat di tingkat RW.

“Kita minta forum bank sampah untuk mengidentifikasi titik dan jumlahnya (biopori),” tandasnya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad