Jamaah Aolia di Gunungkidul Rayakan Idul Fitri Lebih Awal

0
102
Suasana shalat id jamaah Aolia terlihat dari luar pagar. (istimewa)

Di tengah hiruk pikuk umat Islam di Indonesia menyambut Idulfitri pada tanggal 10 April 2024, Jamaah Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta, telah merayakannya lebih awal, tepatnya pada hari Jumat (5/4/2024).

Keunikan tradisi dan keyakinan mereka menjadi daya tarik tersendiri, mengundang rasa ingin tahu dan membuka ruang untuk memahami keragaman dalam Islam.

Berbeda dengan mayoritas umat Islam yang mengikuti penetapan pemerintah berdasarkan sidang isbat, Jamaah Aolia berpedoman pada hisab rukyat yang dilakukan oleh pemimpin mereka, Mbah Benu.

Keyakinan terhadap kemampuan Laduni Mbah Benu menjadi dasar utama dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Idulfitri.

Pada tahun ini, perhitungan hisab rukyat Mbah Benu menunjukkan bahwa bulan Ramadan 1445 Hijriah dimulai pada tanggal 27 Februari 2024. Hal ini membuat Jamaah Aolia memulai puasa 10 hari lebih awal dibandingkan dengan umat Islam pada umumnya.

Menantu Mbah Benu, Daud mengungkapkan hari Jumat ini (5/4/2024) Jamaah Aolia memang sudah merayakan Idulfitri. Mereka menggelar sholat id terlebih dahulu dibanding dengan umat muslim lainnya.

“Semua itu berdasarkan keputusan dari Mbah Benu yang dipercaya memiliki kemampuan Laduni. Semua keputusan Mbah Benu kami ikuti. Beliau lebih tahu,” kata dia.

Kemeriahan Idulfitri di kediaman Mbah Benu di Dusun Panggang III Kalurahan Giriharjo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, terpancar sejak pagi hari.

Gema takbir berkumandang, jamaah tua muda, laki-laki perempuan, berbondong-bondong datang dengan penuh khusyuk untuk menunaikan shalat id.

Sebelumnya mereka tidak menggelar takbiran pada Kamis malam dan halal bihalal pada hari ini.

Menurut keterangan salah satu jemaah, mereka memilih untuk fokus pada ibadah sholat dan mempersiapkan diri untuk sholat Jumat.

“Kami tidak mengadakan takbiran dan halal bihalal karena ingin fokus pada sholat,” ujar seorang jemaah yang enggan disebutkan namanya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad