Budi Waljiman, calon legislatif DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan nomor urut 1, optimis dapat membawa perubahan positif. Hal itu disampaikan Budi saat ditemui di Omah Srawung di Jalan Nitikan 17, Umbulharjo, Jumat (26/1/2024).
“Saat ini di Yogyakarta sudah bagus namun ada beberapa hal bisa ditingkatkan menjadi lebih baik,” kata Budi.
Budi Waljiman yang juga merupakan pengusaha ini mengatakan, pihaknya telah berkeliling ke seluruh provinsi di Indonesia. Dari perjalanan tersebut, Budi melihat bahwa Yogyakarta memiliki nilai kearifan lokal yang luar biasa.
“Kita Jogja secara masyarakat masih luar biasa nilai kearifan lokalnya,” ujar Budi.
Namun, Budi juga menyadari bahwa setiap kota memiliki masalahnya sendiri, termasuk Yogyakarta. Salah satu masalah yang perlu dibenahi adalah pengelolaan sampah.
“Masalah umum kota selalu ada baik di kota lain maupun Jogja, insyaallah saya bisa melihat permasalahan ini seperti apa baru kita benahi misalnya sampah,” ungkap Budi.
Meski DIY dikenal sebagai kota miskin, Budi berpendapat bahwa parameter tersebut perlu ditinjau ulang. Menurutnya, banyak kota lain yang memiliki banyak uang namun kondisinya lebih buruk dari Yogyakarta.
Dia juga memuji pendidikan di Yogyakarta. Menurutnya, warga kota Yogyakarta memiliki pendidikan yang bagus dan angka stunting rendah.
“Warga kota Jogja pendidikan bagus, angka stunting rendah masyarakat bisa menyekolahkan anaknya dengan baik,” puji Budi.
Dia juga menghargai karakter dan kearifan lokal masyarakat Yogyakarta. Menurutnya, masyarakat Yogyakarta tidak hedon dan hidup sederhana.
“Jika saya bandingkan dengan kota lain Jogja itu tidak hedon atau hidup sederhana karena semua perlu dihitung yang dikeluarkan seperlunya dan makan seperlunya,” jelas Budi.
Budi juga menyoroti anomali yang ditemui di lingkungan, seperti tingkat kebahagiaan yang tinggi di Yogyakarta. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena tingkat pengeluaran rumah tangga di Yogyakarta masuk akal.
“Anomali tersebut kita temui di lingkungan. Ternyata hitungan pengeluaran rumah tangga itu masuk akal karena tingkat kebahagiaan di Jogja tinggi,” papar Budi.
Budi Waljiman juga menyoroti tantangan dalam meraih simpati generasi Z. Menurutnya, generasi muda tersebut kritis dan tidak mudah dibodohi.
“Gen Z bagi saya adalah anak muda yang tidak mudah dibuat gumun apalagi jika kita bicara menggunakan analogi masa lalu pasti gak akan masuk ke mereka. Maka perlu strategi untuk menggaet simpati mereka apalagi saat ini banyak pilihan,” ungkap Budi.
Budi mengakui bahwa media sosial efektif untuk meraih dukungan dari pemilih muda. Menurutnya, generasi Z mudah percaya dengan apa yang ada di media sosial.
“Selama ini memang dilapangan mereka susah susah gampang, apalagi mereka ini mudah sekali meyakini apa yang ada di sosmed. Bahkan hanya hitungan menit mereka akan berubah pendirian,” tutur Budi.
Budi Waljiman menekankan pentingnya pemilu bagi masyarakat dan generasi milenial. Menurutnya, pemilu adalah pesta demokrasi yang harus dipergunakan sebaik-baiknya.
“Saya menggaris bawahi tentang pemilu ini agar masyarakat dan para milenial ini agar mereka pentingnya pesta demokrasi ini karena kita sepakat memakai jalan demokrasi ini sehingga hajatan 5 tahunan ini agar dipergunakan sebaik-baiknya,” pesan Budi.
Namun, Budi juga mengingatkan bahwa siapapun yang terpilih dalam proses demokrasi ini tidak boleh menjadi beban bagi masyarakat.
“Namun apapun hasilnya setelah proses demokrasi ini siapapun yang terpilih sebaiknya tidak menjadi beban. Karena itu adalah kesepakatan kita sebagai bangsa yang berdemokrasi,” pungkas Budi.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad