Bisa Tuntaskan Masalah Sampah, Teknologi Incinerator Disebut Tidak Cocok untuk Kota Jogja

0
168
Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo saat berbicara di Rapat Koordinasi Pengendalian Pembangunan Daerah di Gedhong Pracimasana Kompleks Kepatihan Yogyakarta. (humas Jogja)

Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menyatakan bahwa teknologi incinerator pasti akan menuntaskan permasalahan sampah di Kota Jogja, tapi pihak kota Jogja belum mengarah ke teknologi tersebut dengan berbagai pertimbangan.

“Kalau kami memilih incenerator, (masalah sampah) pasti akan tuntas, tapi pasti juga ada efek lain misal pencemaran udara,” kata Singgih Raharjo saat Rapat Koordinasi Pengendalian (Rakoldal) pada Selasa (7/5/2024) di Gedhong Pracimasana Kompleks Kepatihan Yogyakarta.

Incenerator yang diterapkan di tempat lain disebutnya tidak cocok untuk Kota Jogja. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidakcocokan ini meliputi keterbatasan lahan dan masalah emisi.

Kota Jogja, lanjut Singgih, yang hanya mencakup 1% dari luas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memiliki populasi yang padat. 

Oleh karena itu, membangun dan mengoperasikan incinerator memerlukan lahan yang luas, yang tidak tersedia di kota yang padat ini. Selain itu, pembakaran sampah dalam incinerator dapat menghasilkan emisi gas yang dapat mencemari lingkungan.

Sebagai solusi, Pemkot Yogyakarta telah mengambil langkah proaktif dengan mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah dari sumbernya dan menerapkan gerakan penanganan sampah dari rumah. 

Upaya ini didukung oleh pendirian 666 bank sampah yang awalnya fokus pada sampah anorganik. Saat ini, cakupan bank sampah telah diperluas untuk menangani sampah organik melalui program biopori dan ember tumpuk maggot.

Rosa Vivien Ratnawati, Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, mengapresiasi komitmen DIY dalam menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan. 

“Tidak semua daerah berani mengambil langkah seperti ini. Jogja menunjukkan ketangguhan dalam mengatasi masalah sampah,” ujarnya.

Para kepala daerah dan kepala dinas lingkungan hidup di Jogja telah berjuang mencari solusi. Ketika bicara tentang sampah, kita bicara tentang sampah dari hulu. Paradigma pengelolaan sampah telah berubah, dan sampah saat ini menjadi bagian dari ekonomi sirkular. 

“Tidak hanya mengumpulkan dan membakar sampah, tetapi bagaimana sampah dapat diindustrialisasi menjadi sesuatu yang bernilai,” tandasnya.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad