Setelah 45 tahun perjalanan sejak pertama kali digelar di Stadion Kridosono pada tahun 1979, Kejuaraan Piala Raja Hamengku Buwono X kembali mengukir sejarah dengan menggelar Street Parade pertama kali pada malam hari di Malioboro.
Kejuaraan yang awal penyelenggaraan telah mendapat restu dari almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX ini telah berkembang menjadi turnamen marching band bergengsi di Indonesia.
“Ada yang berbeda pada Kejuaraan tahun ini. Untuk mata lomba Street Parade, akan diadakan di Malioboro pada malam hari,” ungkap Nolik Maryono, ketua Panitia Piala Raja Hamengku Buwono X 2024, pada Jumat (18/10/2024).
“Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, biasanya Street Parade diadakan pada siang hari dan pada tahun ini mata lomba Street Parade juga memperebutkan Piala Panglima TNI,” lanjutnya.
Perjalanan kejuaraan ini sempat mengalami masa vakum selama 20 tahun sejak 1991. Sebelumnya, kejuaraan telah diselenggarakan sebanyak enam kali pada tahun 1979, 1981, 1985, 1987, 1989, dan 1991.
Bangkit kembali pada 2012 atas inisiatif Pengurus PDBI D.I. Yogyakarta dan dukungan Sri Sultan Hamengku Buwono X, kejuaraan ini kemudian mengalami transformasi nama pada 2015 dari Hamengku Buwono Cup menjadi Kejuaraan Nasional Drum Band/Marching Band Piala Raja Hamengku Buwono.
Tahun 2024 menandai era baru dengan format dua season. Season pertama yang berlangsung pada 18-20 Oktober 2024 telah menarik 51 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua. Season kedua akan diselenggarakan pada 16-17 November 2024.
Kejuaraan yang kini bekerja sama dengan Asian Marching Band Confederation (AMBC) sejak 2016 ini mendapat dukungan penuh dari PT. International Musicgear Corp sebagai sponsor utama untuk tahun kedua berturut-turut.
“Tentunya kami dengan senang hati mendukung komunitas marching band dan drum corps Indonesia. Kegiatan yang memiliki nilai positif, baik dari segi fisik maupun seni musik tentunya sangat baik untuk didukung dan diberi ruang untuk terus berkembang di masyarakat luas,” kata Brando Tan, Direktur PT. International Musicgear Corp.
Pada season pertama yang mengusung tema Legenda Nusantara untuk mascot Street Parade, MB Bahana Cendana Kartika Duri Pertamina tampil dominan dengan memenangkan kategori Senior Brass di dua mata lomba sekaligus, Street Parade dan Display. Gita Braja Kencana juga menunjukkan prestasi serupa di kategori Junior Brass.
Untuk kategori lainnya dalam mata lomba Street Parade, Pelangi Nada menjuarai Junior Non-Brass, Gita Swara Spero menang di Senior Non-Brass, MB Waditra Prima Sangatta di kategori Umum, dan DC Gema Dirgantara untuk kategori Military.
Sementara pada mata lomba Display, MB Gita Swara memenangkan kategori Junior Non-Brass, MB Gita Bahana Spensa untuk Senior Non-Brass, dan MB Waditra Prima Sangatta di kategori Umum.
Season kedua akan menampilkan mata lomba drum battle dan konser dengan klasemen yang sama namun tanpa kategori Military Band. Perkembangan format kejuaraan ini menunjukkan evolusi positif dari sebuah turnamen yang telah menjadi bagian integral dari sejarah marching band Indonesia selama hampir setengah abad.
Pengembangan format kejuaraan, termasuk penyelenggaraan Street Parade malam hari di Malioboro, mencerminkan upaya panitia untuk terus berinovasi sambil mempertahankan nilai historis kejuaraan yang telah dimulai sejak era Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Dengan dukungan berbagai pihak, kejuaraan ini terus membuktikan diri sebagai ajang prestisius bagi komunitas marching band Indonesia untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka.