Kericuhan di Stadion Kanjuruhan menyisakan duka bagi bangsa, 130 orang meninggal usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Dalam catatan media, ini merupakan terbesar dalam sejarah kerusuhan suporter sepakbola di dunia, Sebelumnya tragedi serupa pernah terjadi di Inggris yang menewaskan 95 suporter.
“Tragedi ini mengoyak marwah bangsa dan negara Indonesia,” kata Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada Minggu (2/10/2022).
Haedar Nashir pun menyampaikan duka mendalam. Peristiwa tersebut sangat memprihatinkan karena jumlah kematian akibat kerusuhan tersebut termasuk deretan yang tertinggi di dunia dari sejumlah kerusuhan yang pernah terjadi. Belum lagi terhitung korban luka-luka akibat kerusuhan tersebut.
“Kami menyesalkan petistiwa tragis tersebut, lebih-lebih menyangkut nyawa manusia yang besar jumlahnya, padahal satu jiwa saja sangat berharga yang harus dijaga,” tutur Haedar.
Haedar menyampaikan perlu adanya investigasi yang objektif dan tuntas dari berbagai aspek atas kerusuhan dan terjadinya korban jiwa yang besar itu, karena kasusnya bukan hanya nasional tetapi sudah berskala global.
Sementara Presiden Joko Widodo dalam keterangan persnya pada Minggu (2/10/2022) pagi memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan
Jokowi juga meminta Menpora, Kapolri dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepakbola serta prosedur pengamanan penyelenggaraannya.
“Khusus kapolri saya minta melakukan investigasi untuk mengusut tuntas kasus ini,” kata Jokowi.
“Saya menyesalkan tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepakbola di tanah air jangan sampai lagi ada tragedi kemanusiaan seperti ini di masa mendatang,” lanjutnya.
“Sportifitas, rasa kemanusiaan dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus kita jaga bersama,” tandasnya.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad