Erupsi Gunung Merapi pukul 12:12 WIB siang tadi sebabkan luncuran awan panas. Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir.
“Tidak apa-apa, hanya sampai di atas saja, tidak akan meletus. Sudah berbeda, wong sudah 10 tahun lebih. Biasanya kan 4 tahun meletus. Sekarang memang harus keluar, ya memang nyembur, tapi kan hanya satu dua kilometer,” kata Sultan saat ditemui usai pembukaan Jogja International Furniture and Craft Fair Indonesia (JIFFINA) di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (11/3/2023).
Ngarsa Dalem juga menyebut bahwa aktivitas vulkanik Gunung Merapi yang terus terjadi itu untuk menambal lubang-lubang rusak bekas galian akibat penambangan pasir.
“Merapi itu ya erupsi begitu saja, tidak akan meletus seperti dulu. Yang penting ngebaki sing dirusak (mengisi yang dirusak) karena ditambang, itu aja,” kata Sultan.
Sultan meyakini aktivitas vulkanik Gunung Merapi itu berhenti dengan sendirinya meski membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Ia juga telah melarang penambangan di beberapa titik yang berpotensi terkena luncuran awan panas.
“Nanti kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup kan berhenti sendirinya. Memang itu perlu lama karena tidak hanya di atas, yang di bawah kan juga pada berlubang, kan gitu,” tutup Ngarsa Dalem.
Kontributor: Zukhronee Muhammad