Siap-siap! Lonjakan Wisatawan di Jogja saat Libur Nataru Capai 4 juta Pengunjung

0
162
Tugu Jogja salah satu ikon pariwisata di DIY (zukhronnee muhammad)

Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) tinggal menghitung hari. Jogja sebagai kota yang masih menjadi primadona wisatawan dipastikan akan menerima lonjakan pengunjung. Pemda DIY memprediksi 4 juta lebih wisatawan akan masuk Jogja pada libur Nataru 2022 mendatang.

“Diperkirakan lebih jadi empat juta (wisatawan) yang masuk DIY pas akhir tahun ini,” kata Ni Made Dwipanti Indrayanti, Kepala Dinas Perhubungan DIY kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Dengan terjadinya lonjakan tersebut, Ni Made mengingatkan bagi masyarakat untuk bersiap karena akan terjadi pula lonjakan pengunjung di tempat-tempat wisata.

Menurutnya, ketika para pendatang yang diperkirakan sebanyak 4 juta lebih sedang berada di DIY akan menyebabkan ruang gerak yang sempit. Oleh karena itu, dibutuhkan perhatian khusus dalam upaya menjaga mobilitas tetap kondusif.

“Masalahnya bukan saat masuk atau keluar, tetapi justru selama para pendatang ini berada di dalam DIY. Karena itu butuh upaya menciptakan kondisi mobilitas masyarakat di dalam DIY yang kondusif,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyebut Jogja merupakan urutan paling tinggi untuk pergerakan wisata Se-Indonesia. Ini bukan klaim melainkan ucapan Deputi Kajian Strategis di Rakernas (Rapat Kerja Nasional) Kemenparekraf (Kementerian pariwisata dan Ekonomi Kreatif).

“Maka event di DIY di akhir tahun akan disebar agar tidak terjadi penumpukan. Jika tidak disebar, maka kemacetan tidak bisa dihindari,” ujarnya.

Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menambahkan, Pemda DIY akan memberikan informasi secara real time kondisi berbagai tempat wisata melalui media sosial.

“Kita juga akan berikan informasi misalnya di Breksi sudah penuh jangan sekarang, nanti sore aja, misalnya. Pakai media yang kita punya, kita kan punya Instagram punya media lain kita sebarkan kita informasikan,” kata Aji.

Aji mengatakan DIY beruntung memiliki banyak destinasi wisata sehingga event tinggal disebar. Hanya saja, lalu lintas yang kerap menjadi pekerjaan rumah karena sulit diatur.

“Kalau seperti di tempat lain misalnya di Bali tempat satu dengan lain kan panjang jauh. Kalau kita misal saja Dlingo itu hutan pinus kan dekat-dekat walaupun dipisah tetap nyambung,” tandas Aji.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad