
Wakil Menteri Pariwisata Indonesia, Ni Luh Puspa, optimis menghadapi perkembangan sektor pariwisata tahun ini. Ia menyoroti peningkatan pergerakan wisatawan di awal tahun 2025 yang menjadi angin segar, khususnya setelah tidak tercapainya target liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun lalu.
Menurut Ni Luh Puspa, meskipun target awal 111 juta pergerakan wisatawan domestik saat libur Nataru meleset, geliat wisatawan yang tetap tinggi di awal tahun menunjukkan potensi yang positif.
“Di tengah pesimisme akhir tahun kemarin, awal tahun ini justru memberikan optimisme baru. Kami berharap ini menjadi semangat bagi masyarakat, khususnya para pelaku industri pariwisata, untuk lebih optimis menyambut 2025,” ujarnya saat ngobrol santai dengan media pada Senin (27/1/2025) di Yogyakarta.
Ni Luh Puspa menyampaikan bahwa target tahunan untuk wisatawan domestik tahun ini mencapai 1,1 miliar pergerakan, dengan harapan libur panjang seperti Imlek, Idulfitri, hingga libur anak sekolah dapat berkontribusi signifikan. Sementara itu, untuk wisatawan mancanegara, target yang ditetapkan berkisar antara 14,6 juta hingga 16 juta kunjungan.
Salah satu fokus utamanya tahun ini adalah menggeser paradigma dari “mass tourism” ke “quality tourism”. Deputi Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, menjelaskan bahwa targetnya bukan hanya meningkatkan jumlah wisatawan, tetapi juga memperbesar pengeluaran wisatawan selama kunjungan.
“Kami ingin wisatawan yang datang memiliki spending tinggi, sehingga dampak ekonominya lebih terasa. Beberapa sektor seperti wisata gastronomi, kelautan, dan wellness tourism menjadi fokus utama,” ungkap Ni Made Ayu.
Jogja juga diunggulkan sebagai pusat wellness tourism dengan kekayaan tradisi Jawa seperti jamu dan pijat herbal. Selain itu, Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya dan kedekatan daerah ini dengan sumber bahan organik dan rempah-rempah memberikan keunggulan dalam mendukung program tersebut.