Peringati HUT ke 11, SMK Binatama Olah Sampah Secara Mandiri

0
167
Para siswa SMK Kesehatan Binatama memamerkan produk pengelolaan sampah sekolah. (istimewa)

Pemda DIY berencana menutup total TPST Piyungan pada 2024 mendatang. Karenanya sekolah diminta mengelola sampah secara mandiri melalui program sekolah ramah lingkungan laiknya sekolah adiwiyata.

Kaprodi Farmasi SMK Kesehatan Binatama Yogyakarta, Ana Herawati disela peringatan pameran dan  HUT ke 11 di sekolah setempat, Senin (18/12/2023) mengungkapkan sekolah mengembangkan program Reduce, Reuse dan Recycle  dalam rangka hidup berkelanjutan melalui kegiatan zero waste atau bebas sampah. Sekolah mengurangi sampah melalui kegiatan kreatif pengolahan sampah.

“Sampah jadi tanggungjawab sendiri bagi siswa. Anak-anak diminta mengelola sampah, baik organik maupun non organik,” paparnya.

Dicontohkan Ana, untuk sampah organik, mereka mengolah sampah menjadi pupuk tanaman herbal di sekolah, baik yang berkhasiat untuk obat, kosmetik maupun pangan. Sehingga nilai ekonomis sampah meningkat karena produk herbal yang dihasilkan bisa dijual di kantin sehat sekolah.

“Sampah organik untuk pupuk dikembangkan sejak juli lalu dan tanaman herbal sudah bisa dipanen saat ini untuk dijual,” jelasnya.

Sedangkan sampah non organik dikreasikan menjadi produk-produk daur ulang yang kreatif. Dengan demikian tidak ada sampah yang tersisa.

“Satu siswa bertanggungjawab atas sampah yang dihasilkan sehingga semua sampah bisa ditangani secara bersama-sama,” paparnya.

Sementara Kepala SMK Kesehatan Binatama, Nuri Hastuti, menjelaskan sekolah menggelar peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-11 dengan mengangkat tema “Jaga Warisan Nusantara”. Peringatan HUT ke-11 SMK Kesehatan Binatama ini merupakan momentum yang tepat untuk kita semua merefleksikan kembali komitmen kita dalam menjaga warisan budaya Nusantara. 

“Budaya Indonesia yang kaya dan beragam merupakan aset berharga yang harus kita lestarikan, termasuk di bidang kesehatan,” ujarnya.

Puncak acara HUT dipenuhi dengan beragam kegiatan menarik yang melibatkan seluruh siswa dan guru. Beragam pameran dan atraksi menjadi sorotan utama, di antaranya Gelar Karya P5 yaitu Setiap kelas memamerkan kreativitas mereka melalui produk-produk hasil pengolahan limbah organik dan anorganik.

“Kreasi pot bunga dari botol plastik, tas cantik dari kain perca, hingga pupuk kompos menjadi beberapa contoh karya inovatif para siswa,” lanjutnya.

Selain itu di pentaskan Festival Budaya Nuansa,  kebudayaan Indonesia terasa kental dengan hadirnya para siswa yang berdandan bak tokoh pewayangan seperti Semar, Gareng, Petruk, Bagong, Dewi Kunthi, Werkudoro, Arjuna, Nakula, Sadewa, Srikandi, dan Dewi Shinta. Atraksi tari tradisional hingga drama kolosal turut memeriahkan festival ini.

Para siswa dan guru unjuk gigi dalam Festival Herbal yaitu mengembangkan produk-produk inovasi herbal. Berbagai macam minyak aromaterapi, teh kesehatan, hingga jamu tradisional dipamerkan, membuktikan kepedulian terhadap pengobatan alami.

Suasana kian semarak dengan penampilan pidato ucapan selamat ulang tahun dari siswa-siswi dalam tiga bahasa, yakni bahasa Inggris, bahasa Jepang, dan bahasa Korea. Hal ini menunjukkan semangat global dan inklusivitas yang diusung oleh SMK Kesehatan Binatama.

Puncak acara ditutup dengan pemotongan tumpeng oleh ketua yayasan dan kepala sekolah, serta pengumuman kelas terbaik dalam Gelar Karya P5. Semarak perayaan HUT ke-11 SMK Kesehatan Binatama ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seluruh siswa dan guru untuk terus berkarya, berinovasi, dan melestarikan warisan budaya Nusantara.

Kontributor: Zukhronee Muhammad