Perempuan muda berinisial A (35) yang merupakan Korban pembunuhan tragis di sebuah penginapan di Padukuhan Purwodadi, Pakembinangun diakui tetangga sebagai perempuan yang gak neko-neko. Kesehariannya di rumah saat berinteraksi dengan tetangga pun biasa-biasa saja.
Lurah Panembahan, Raden Murti Buntoro mengatakan A diketahui berdomisili di RT 29 RW 9 Suryoputran, Panembahan, Kraton. Namun begitu, di KTP ia masih tertulis sebagai warga Patehan.
“Untuk domisili pastinya dari keluarga mengatakan di sini (Panembahan). Kita baru koordinasi dengan Lurah Patehan. Belum ada informasi kejelasan. Ini saya ngaruhkan sebagai pengampu wilayah,” ungkapnya pada wartawan di rumah duka Senin (20/3/2023).
Toro, tetangga korban membenarkan bahwa secara administrasi A memang warga Ngadisuryan, namun dia tinggal di Suryoputran bersama kedua orangtuanya.
“Dia adalah seorang single parent, kesehariannya di kampung normal aja seperti orang-orang disini. Kalau ketemu pun menyapa dan senyum,” ujarnya.
Berita kepergian A tentu mengagetkan warga termasuk Toro. Pagi-pagi sekali mendapat kabar, warga menyakini A tewas karena kecelakaan. Namun, setelah siang barulah kabar meninggalnya A menjadi terang, yaitu dibunuh dan dimutilasi.
Sebentar lagi A akan berulang tahun, tepat tanggal 24 Maret besok. Berita kematian tak lazim ini membuat warga masih menghindari untuk terus terang kepada keluarga korban, terutama kedua orangtua A.
Toro mengingat, ramadan tahun lalu A juga menjalankan shalat tarawih. Selain itu dia memang tidak tahu pasti A bekerja dimana, yang ia yakini adalah setiap harinya A berangkat pagi, pulang sore seperti pekerja kebanyakan. “Dia menggunakan seragam hitam dan putih gitu,” ujarnya.
Kontributor: Zukhronee Muhammad