Mengaku Tiba-tiba Disuruh Mengosongkan Lahan, Puluhan Pedagang di Sirip Malioboro Protes

0
161
Suasana kawasan Jalan Perwakilan di sirip Timur Malioboro (zukhronnee muhammad)

Puluhan pedagang pemilik kios yang berjualan di Jalan Perwakilan mengaku tiba-tiba diminta untuk mengosongkan lapak yang telah mereka tempati bertahun-tahun. Instruksi ini mereka dapatkan saat sosialisasi yang dilakukan di Kemantren Danurejan pada 26 Oktober 2022 silam.

“Dalam acara tersebut dihadiri beberapa kepala dinas dari pemkot jogja itu disampaikan mereka diberi dawuh (disuruh-red) oleh Keraton Ngayogyakarta untuk mengosongkan kios-kios di sepanjang Jalan Perwakilan karena masalah legalitas yang telah habis masa berlakunya,” terang Adi Kusuma Putra Suryawan, Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan saat audensi dengan anggota DPRD DIY Rabu (9/11/2022).

Adi mengaku tidak mengetahui tujuan pengosongan Jalan Perwakilan. Padahal mereka cukup lama berada di kawasan sirip Malioboro.

“Kami hanya diberi waktu hingga akhir desember [2022] nanti untuk mengosongkan kios-kios di sepanjang jalan perwakilan,” ujarnya.

Seperti diketahui bahwa penataan Jalan Perwakilan dilakukan untuk mendukung kebijakan Sumbu Filosofi dan pembangunan Jogja Planning Gallery (JPG) pada 2024 mendatang.

Para pedagang pun sudah menyewa kios-kios di kawasan tersebut dari pemilik sebelumnya. Sebelum jadi warung dan lesehan, awalnya rumah-rumah di Jalan Perwakilan yang menggunakan tanah Keraton Yogyakarta itu digunakan sebagai rumah tinggal.

“Kami juga sudah membayar cukup mahal untuk bisa menyewa kios di jalan perwakilan, tahu sendiri kan harga sewa di malioboro yang tinggi. Tapi kok tiba-tiba disuruh pergi,” kata dia.

Karenanya para pedagang di Jalan Perwakilan berharap Pemda bisa mengundurkan jadwal penggusuran kios-kios di Jalan Perwakilan. Bila tak memungkinkan pada 2024, mereka berharap paling tidak kebijakan tersebut akan dilaksanakan 15 hari setelah Lebaran 2023.

Mereka perlu mencari modal usaha untuk bisa pindah dari kawasan tersebut. Apalagi pedagang sebenarnya sepenuh hati mendukung segala program Pemda DIY dalam memperindah kawasan Malioboro.

“Kami hanya diberikan waktu untuk dapat memahami kondisi kami pada saat ini. Kami sedang berjuang dari kondisi pasca pandemi covid-19 yang membuat kami terpaksa harus mencari tambahan dana dengan berhutang pada lembaga-lembaga keuangan seperti bank untuk bisa jualan,” tandasnya.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad