Hipertensi Akut, Mahasiswi UNY Wafat Diduga Stres Tak Kuat Bayar Uang Kuliah

0
180
Ucapan belasungkawa yang diunggah Fakultas Ilmu Sosial UNY tempat Riska berkuliah (istimewa)

Ironi di kota pendidikan terjadi, seorang mahasiswi gigih bernama Nur Riska Fitri Aningsih tutup usia karena hipertensi akut pada Maret 2022 silam. Parahnya Riska yang merupakan mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial UNY ini mengalami hipertensi akut karena stres yang dipicu ketidakmampuannya membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp 3,14 juta per semester.

Cerita ini viral melalui sebuah utas di sosial media twitter sejak 11 Januari 2023. Rachmad Ganta Semendawai (@rgantas) yang merupakan sahabat sekaligus kakak tingkat almarhum membagikan ceritanya.

Hampir setahun Riska tidak aktif di kampus, teman-temannya mendapatkan kabar Riska kritis di sebuah rumah sakit akibat hipertensi. 

Ganta menyebut, sejak awal kuliah Riska mengalami kendala dalam membayar UKT. Riska adalah anak sulung dari lima bersaudara, dia anak penjual sayur dengan gerobak di Purbalingga, semua adik-adiknya masih sekolah.

Diawal pendaftaran Riska mengunggah berkas permohonan keringanan  biaya melalui ponsel milik tetangganya, sialnya berkas Riska tidak bisa dikirim. Akibatnya nominal UKT yang muncul sebesar Rp 3,14 juta per semesternya.

Dalam perjalanannya, Riska terus mengajukan keringanan sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarganya, namun selalu gagal. Riska terus berjuang, bolak balik berjalan kaki dari kos-nya di daerah Pogung ke kantor rektorat UNY hal yang biasa ia lakukan. Jarak yang terbilang jauh ini Riska lakoni tanpa mengeluh demi menghemat uang.

Namun kegagalannya selalu ia dapatkan, parahnya selalu terbentur birokrasi. Dia merasa dilempar kesana kemari oleh birokrasi. Namun Riska tidak menyerah, setidaknya tidak pernah berhenti berusaha.

“Kowe ngerti bal kan? Nah aku kui koyo bal sing lagi digawe dolanan dioper sana dioper sini. Aku ki dudu wong asli jogja, aku bingung pie carane pie alure, walaupun akhire aku ora olih penurunan, seorane aku wes mencoba kan?” keluh Riska kepada sahabatnya seperti dalam tangkapan layar percakapan daring yang diunggah @rgantas.

Pada semester dua Riska mendapat keringanan. Namun UNY hanya mengurangi Rp 600 ribu dari total UKT yang harus dibayarkannya. Pada semester ketiga ia kembali mengalami kesulitan membayar, Riska sering tak masuk kuliah karena cuti dan bekerja demi bisa membayar UKT. 

“Kabar terakhir, riska samasekali tak masuk kuliah karena meninggal dunia,” kenangnya.

Ganta mengenang Riska sangat hemat. Pernah diberi abon, maka abon itulah yang menjadi pendamping nasi putih yang ia konsumsi selama di kos. Begitu pula untuk keperluan mandi, Riska banyak dibantu teman-teman yang bersimpati kepadanya.

Rektor UNY, Sumaryanto mengaku prihatin akan kabar Riska yang kesulitan membayar UKT yang akhirnya meninggal dunia. Padahal sebenarnya ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk membantu meringankan UKT mahasiswa. Diantaranya berkirim surat langsung kepada rektor.

“Kalau bukan UNY yang membantu, saya secara pribadi yang akan membantu,” kata dia.

Dengan adanya kasus Riska, Sumaryanto akan segera menindaklanjuti permasalahan itu. Dengan demikian tidak akan menimpa mahasiswa lain yang kesulitan secara ekonomi.

“Kami tidak ingin keluarga besar UNY sampai tidak selesai studinya hanya karena masalah uang, bisa ajukan surat ke rektor,” paparnya.

Secara terpisah Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengungkapkan pihak-pihak yang mengetahui kesulitan mahasiswa perlu mengkomunikasikannya kepada kampus. Jangan sampai mahasiswa yang berkuliah di DIY putus sekolah akibat tak bisa membayar sekolah.

“Mahasiswa [korban gempa] cianjur saja pemda berikan bantuan, masak ada masalah mahasiswa tidak bisa bayar kuliah tidak dibantu. Ini yang harus jadi perhatian,” tandasnya.

Kontributor: Zukhronnee Muhammad