Pemda DIY menyayangkan kekerasan suporter sepakbola yang kembali memakan korban jiwa. Seperti diketahui sebelumnya, Aditya Eka Putranda menjadi korban setelah dikeroyok dan dianiaya sejumlah orang.
Korban yang saat itu pulang berboncengan bersama seorang sahabatnya dikeroyok sejumlah orang di wilayah Gamping, Sleman sepulang menonton PSS Sleman menjamu Persebaya Surabaya di laga pekan ketujuh Liga 1 2022/2023 yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (27/8/2022) malam.
Kejadian ini kembali menjadi catatan buruk arogansi suporter fanatik sepakbola, pasalnya kejadian serupa belum lama mengakibatkan meninggalnya seorang warga Tambakbayan, Tri Fajar Firmansyah beberapa waktu lalu.
Disampaikan Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak berkeberatan bila diminta untuk menengahi pertikaian antarsuporter. Sultan akan turun tangan bila masalah antarsupoter tidak juga bisa diselesaikan di tingkat bawah.
“Ya kalau memang [kisruh antarsuporter] belum bisa diselesaikan di tingkat bawah, ngarsa dalem (sultan-red) kan selalu ngendika (mengatakan-red) beliau bisa atau siap untuk melakukan pertemuan atau sosialisasi atau mendamaikan pihak-pihak yang bertikai,” papar Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin (29/8/2022).
Namun sebelum Sultan turun tangan, Pemda DIY meminta organisasi yang menaungi suporter bisa bertanggungjawab dalam mengantisipasi kekerasan bagi para anggotanya. Tidak hanya saat pertandingan berlangsung namun saat sudah selesai.
“Suporter itu kan organisasi ya secara informal di organisasi. Saya kira teman-teman yang jadi pimpinan organisasi itu bisa ikut mensosialisasikan kepada anggota-anggotanya, khususnya kepada pada suporter agar tidak melakukan tindakan kekerasan pada saat sebelum maupun sesudah bermain,” ungkapnya.
Menurut Aji, penyelenggara pertandingan pun harus mengantisipasi friksi yang terjadi. Diantaranya pengaturan tempat duduk penonton yang bisa dibuat sedemikian rupa agar tidak ada kontak langsung antarsuporter yang berbeda pendapat.
Pasca pertandingan, setiap suporter diminta untuk lebih waspada. Kewaspadaan tersebut sangat penting mengingat ada pihak-pihak yang ingin berbuat onar. Jangan sampai para suporter yang benar-benar ingin menonton pertandingan justru menjadi korban.
“Jadi hal-hal itu yang semestinya harus kita lakukan [karena] tentu petugas keamanan juga tidak bisa mengawal seluruh penonton sampai ke rumah kan? Karena pasti petugas keamanan itu akan lebih banyak konsentrasinya ya di tempat dimana pertandingan dilangsungkan,” tandasnya.
Kontributor: Zukhronnee Muhammad