Penemuan diduga kerangka dan tengkorak manusia saat penggalian proyek revitalisasi Benteng Keraton Jogja ramai dibicarakan di sosial media.
Warga Jalan Suryomentaraman yang sudah turun temurun berpuluh-puluh tahun tinggal di sekitar lokasi penemuan pun mengaku tidak tahu menahu terkait penemuan tulang yang diduga kerangka manusia di kedalaman hampir 3 meter tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan dirinya tidak bisa memberikan penjelasan. Diperlukan penelitian lebih lanjut, karena banyak kemungkinan terkait asal-usul tulang tersebut.
“Yang pasti, proses waktu sudah ratusan tahun. Perang geger sepehi juga di area situ,” paparnya. kata dia kepada wartawan di Kompleks Kepatihan.
Dian menyebut lokasi penemuan kemarin berada di dekat gapura Madyasura atau Plengkung Jagabaya. Gapura ini merupakan gapura benteng Keraton Jogja sisi Timur. Dulu gapuranya untuk menumpuk mayat-mayat waktu geger sepehi pada 1800-an.
Sejak masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Bowono VIII demi memperlancar lalu lintas Plengkung Jagabaya dirombak menjadi gapura terbuka.
Dian menambahkan, proyek revitalisasi Beteng Keraton Jogja sudah dilakukan sejak 2015 silam. Proyek itu digarap untuk pemeliharaan dan mengutuhkan kembali benteng di sekeliling Keraton Jogja.
Proyek revitalisasi ini dimulai dengan kajian yang panjang. Salah satu kajian yang dilakukan adalah ekskavasi atau pengumpulan data melalui penggalian tanah.
Dari ekskavasi itu diketahui struktur asli benteng Keraton memiliki penyangga di dalam dan di luar. Dalam proses kajian, Disbud berpatokan pada naskah-naskah lama.
Kontributor: Zukhronee Muhammad