Bantul Seperti Kota di Atas Agar-agar, Bisa Terdampak Besar Jika Gempa

0
143
Dr. Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG (zukhronnee muhammad)

Bantul, Kabupaten yang terletak di Selatan Yogyakarta disebut sebagai kota yang berdiri di atas agar-agar atau city on the gel. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono saat ditemui wartawan pada Rabu (21/6/2023).

“Bantul itu istilahnya kota di atas agar-agar, atau orang barat menyebut city on the gel. Dampaknya sangat luar biasa bila terjadi gempa,” ujarnya.

Letak Bantul yang berada di sebelah Barat Sesar Opak memiliki struktur tanah yang dangkal sehingga mudah bergerak seperti agar-agar ketika terjadi gempa bumi. 

Daryono kemudian mengulas gempa bumi pada 2006, Bantul menjadi wilayah paling terdampak. Ancaman gempa dari Sesar Opak di Bantul saat ini bisa mencapai 6,6 magnitudo.

Daryono menyebut meskipun sulit diprediksi waktunya pergerakan sesar Opak memiliki return period atau periode berulang sehingga apa yang terjadi 2006 silam bisa terjadi lagi. Lempengan Australia menurutnya terus mendorong ke arah utara sehingga menyebabkan tumbukan di pulau Jawa.

Menurut dia, ada empat kali gempa di Yogyakarta yeng memiliki dampak besar, yakni pada 1840, 1867, 1943 dengan korban meninggal mencapai 2.000an orang serta pada 2006 lebih dari 6.200 orang meninggal.

“Yang terjadi di Bantul kunci utamanya adalah tanah lunak barat kali Opak sampai Progo. Itu penurunan lapisan tapi skala besar tektonik diisi lapisan lahar. Bantul ini tanahnya gembur, lunak, berpasir dan dangkal. Itu berpotensi mengamplifikasi goncangan,” ungkapnya.

“Kalau melihat kerusakan itu tak hanya disebabkan oleh magnitudo dan jarak dengan sumber gempa, tapi juga tanah yang terjadi resonansi dan amplifikasi. Sehingga Bantul yang tanahnya lunak bisa mengamplifikasi sehingga bisa memperbesar guncangan (gempa),” ujarnya.

Daryono meminta pengampu kebijakan dan masyarakat untuk waspada serta memperhatikan terkait bangunan yang ada di wilayah Kabupaten Bantul. Apalagi, sesar Opak memiliki periode berulang yang bisa terjadi lagi ke depan.

Kontributor: Zukhronee Muhammad