Menjelang Desentralisasi Pengolahan Sampah, Pemkot Jogja Bangun Dua Modul di TPA Piyungan

0
147
Salah satu depo di Kota Jogja, tetap buka setiap 3 hari dengan beberapa pembatasan. (muhammad zukhronnee)

Menjelang penutupan TPA Piyungan pada pertengahan 2024, Pemkot Jogja terus berupaya untuk mewujudkan desentralisasi pengolahan sampah di wilayahnya. Salah satunya adalah dengan menyiapkan dua modul pengolahan sampah di lahan milik Pemprov DIY di TPA Piyungan.

Penjabat Wali Kota Jogja, Singgih Raharjo mengatakan, dua modul pengolahan sampah tersebut akan menghasilkan output berupa RDF, yaitu bahan bakar alternatif yang bisa digunakan untuk membuat semen.

“Dua modul ini ditargetkan bisa mengolah sampah hingga 80 ton per hari dalam dua sif,” ujarnya, Jumat (19/1/2024).

Singgih menambahkan, saat ini Pemkot Jogja tengah melakukan proses lelang untuk pembangunan hanggar di lokasi tersebut. Lahan yang dipakai merupakan status pinjam pakai dari Pemprov DIY.

“Kami optimistis bisa menyelesaikan pembangunan dua modul ini sebelum TPA Piyungan ditutup,” katanya.

Selain itu, Pemkot Jogja juga meningkatkan kapasitas TPS 3R Nitikan dan TPST Karangmiri. Kedua tempat ini mampu mengolah sampah hingga 30 ton dan 20 ton per hari, setelah dilakukan penambahan mesin dan perbaikan akses.

“Ini merupakan bagian dari upaya kami untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Piyungan,” jelasnya.

Singgih juga mengapresiasi partisipasi masyarakat dan perusahaan dalam mengelola sampah di tingkat hulu. Ia berharap, dengan adanya edukasi dan program CSR, masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan dan mengurangi produksi sampah.

“Kami berharap, desentralisasi pengolahan sampah bisa berjalan lancar dan sesuai dengan rencana,” tandasnya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad