Fasilitas pengolahan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) Bawuran di Kabupaten Bantul belum mampu memenuhi target kapasitas pengolahan 40 ton per hari seperti yang direncanakan.
Enam bulan sejak beroperasi pada Maret 2025, kinerjanya dinilai belum optimal oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
“Saya kira prosesnya sudah bagus, hanya kapasitasnya tidak sesuai. Dulu targetnya 40 ton per hari, tapi faktanya hanya 25 ton,” kata Sultan saat meninjau lokasi pengolahan, Selasa (21/10/2025).
ITF Bawuran awalnya digadang menjadi solusi darurat pascapenutupan TPA Piyungan, yang selama ini menampung sebagian besar sampah dari wilayah DIY.
Namun, harapan besar itu belum sepenuhnya terwujud. Sultan menilai perlu ada evaluasi menyeluruh agar fasilitas serupa di tiap kabupaten dan kota bisa berjalan lebih efisien.
“Kami akan bicarakan dengan bupati dan wali kota, mana yang paling efisien dalam menyelesaikan masalah sampah di DIY,” ujarnya.
Tenaga Ahli PD Aneka Darma selaku pengelola ITF Bawuran, Imam Santoso, mengakui kemampuan fasilitas itu masih di kisaran 25–30 ton per hari. Ia menyebut kendala utama berasal dari pembatasan jumlah sif kerja dan kondisi sampah yang dominan basah.
“Kami hanya menjalankan dua sif karena biaya operasional dan tenaga kerja tinggi. Selain itu, 80 persen sampah yang datang dari Kota dan Bantul itu basah, jadi perlu perlakuan tambahan sebelum dibakar,” jelas Imam.
Pihaknya kini tengah melakukan peningkatan sistem, mulai dari efisiensi alat pencacah hingga penambahan bahan kayu dan daun untuk menjaga kadar kalori saat pembakaran.
“Kami terus merekayasa proses agar volume bakar meningkat tanpa mengorbankan kualitas lingkungan,” tambahnya.
Imam optimistis, pada Januari 2026 kapasitas ITF akan meningkat seiring bertambahnya volume sampah yang masuk.
“Itu momentum kami untuk naik kapasitas,” tutupnya. (*)

















