Bangkit dari Hidup, Norma Fauza Visualkan “Back to Life” di Interval Palimpsest

0
19
Pengunjung sedang mengamati karya di pameran Interval Palimpsest di di ARTSPACE, Lobby Level ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta. (zukhronnee muhammad)

Lukisan bukan sekadar permainan warna di atas kanvas. Bagi seniman abstrak Norma Fauza, setiap sapuan kuas adalah ingatan, luka, sekaligus perayaan atas kesempatan untuk kembali bangkit.

Norma menjadi salah satu dari empat seniman yang terlibat dalam pameran Interval Palimpsest di ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta. Ia menghadirkan tiga karya: Back to Life, Tabur, dan When I Was Younger in Carnival.

“Saya pernah tenggelam waktu kecil, hampir tertabrak kereta, juga jatuh dari mobil. Tapi saya selalu mendapat kesempatan untuk bangkit lagi. Dari pengalaman itulah saya membuat karya Back to Life sebagai refleksi perjalanan hidup yang penuh makna,” ujar Norma saat ditemui di sela pembukaan pameran pada Jumat (26/9/2025) di ARTSPACE, Lobby level ARTOTEL Suites Bianti, Yogyakarta.

Karya lain yang dipamerkannya, When I Was Younger in Carnival, lahir dari memori masa kecil ketika ia ikut karnaval taman kanak-kanak dan berperan sebagai pengantin.

“Itu saya visualkan sebagai harapan perjalanan hidup saya hari ini, termasuk tentang pernikahan,” tambahnya dengan senyum.

Bagi Norma, karya seni adalah arsip kehidupan. “Sebagian besar karya saya berangkat dari pengalaman pribadi. Tapi ada juga yang terinspirasi dari emosi orang lain atau isu sosial yang saya rasakan. Harapan saya, audiens bisa melihat karya ini sebagai kekuatan untuk bangkit, jangan mudah menyerah,” tuturnya.

Seniman asal Padang, Sumatera Barat ini menempuh pendidikan seni murni di ISI Padang Panjang, lalu melanjutkan studi di ISI Yogyakarta hingga lulus pada 2020. Sejak 2021 ia menetap di Jogja, terus berkarya dengan gaya ekspresif-figuratif. Hingga kini, ia telah menghasilkan lebih dari seratus karya, sebagian dikoleksi hingga ke luar negeri dengan nilai mencapai puluhan juta rupiah.

Pameran Interval Palimpsest sendiri berangkat dari konsep tradisi kuno palimpsest, naskah yang ditulis berulang hingga meninggalkan jejak. Empat seniman abstrak—Norma Fauza, I Nyoman Adiana, Gunhadi, dan Ary Kurniawan—menyulap gagasan itu menjadi karya yang merekam memori, emosi, serta transformasi.

General Manager ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta, Reza Farhan, menilai kehadiran karya para seniman selaras dengan filosofi palimpsest yang kaya makna.

“Keempat seniman menghadirkan energi yang segar dan bertumpuk secara positif. Kehadiran karya-karya ini memperindah suasana lobby hotel dan mengundang tamu serta pengunjung untuk mengapresiasi narasi dalam warna, waktu, dan imajinasi,” ujarnya.

Pameran Interval Palimpsest digelar di ARTSPACE, Lobby Level ARTOTEL Suites Bianti Yogyakarta. Publik bisa menikmatinya secara gratis mulai 25 September hingga 30 November 2025. (*)