Torehkan Lompatan Prestasi, UNISA Jogja Mantapkan Langkah Menuju Kampus Bereputasi Global

0
4
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd saat berbicara dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-34 UNISA Yogyakarta bertema “Merawat Keunggulan, Memajukan Bangsa" pada Selasa (14/10/2025).

Semangat keunggulan dan nilai kemanusiaan bergema di kampus hijau Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Senin (14/10/2025). Dalam suasana penuh syukur, universitas yang lahir dari semangat perempuan ‘Aisyiyah itu menandai 34 tahun perjalanan dengan sederet capaian membanggakan.

Rektor UNISA Yogyakarta, Dr. apt. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat., menyampaikan bahwa tahun akademik 2024–2025 menjadi momentum penting dalam sejarah universitas. UNISA berhasil meraih akreditasi institusi Unggul dari BAN-PT, memperluas jaringan internasional, dan mencatat posisi strategis di berbagai pemeringkatan global.

“UNISA telah memasuki fase penguatan mutu dan jejaring internasional. Kami ingin tampil sebagai universitas bereputasi global, tetapi tetap berakar pada nilai Islam berkemajuan dan memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Warsiti dalam Sidang Senat Terbuka Milad ke-34 UNISA Yogyakarta bertema “Merawat Keunggulan, Memajukan Bangsa” pada Selasa (14/10/2025).

Kini, UNISA menempati peringkat ke-14 Perguruan Tinggi Swasta terbaik di Indonesia dan peringkat ke-1.358 dunia versi The Higher Education (THE). Sebanyak 55 persen program studi UNISA telah terakreditasi Unggul, dan 18 persen berstatus Sangat Baik.

Di bidang lingkungan, UNISA juga menorehkan prestasi sebagai PTMA terbaik ketiga versi UI GreenMetric, menduduki peringkat ke-42 nasional dan ke-402 dunia. Universitas ini pun meraih berbagai penghargaan, seperti Campus Entrepreneurial Marketing Award 2025, Anugerah Humas LLDIKTI Wilayah V, dan IDEAS Awards 2025.

Dalam riset dan inovasi, UNISA memperoleh hibah penelitian senilai Rp4,5 miliar, menerbitkan 302 publikasi ilmiah, serta mendaftarkan 417 hak cipta karya sivitas akademika. Beberapa inovasi seperti Recysolar Roof, Drying Horse, dan Bibricks bahkan menembus penghargaan internasional.

“Setiap capaian bukan hanya angka di atas kertas, tetapi wujud kerja keras dan doa panjang seluruh keluarga besar UNISA. Kami ingin terus menjadi universitas yang unggul dan membawa manfaat nyata,” ujar Warsiti penuh haru.

Prestasi itu menuai apresiasi dari Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamen Dikti Saintek) Prof. Dr. Fauzan, M.Pd., yang hadir secara langsung. Ia menegaskan, keunggulan akademik harus sejalan dengan kebermanfaatan sosial.

“Unisa harus menjadi perguruan tinggi yang membawa nilai kebermanfaatan bagi umat, bangsa, dan negara. Keunggulan akademik penting, tetapi dampak sosial dan kemanusiaan jauh lebih bermakna,” kata Fauzan.

Menurutnya, tantangan dunia pendidikan kini tidak ringan. Indonesia sedang memasuki masa bonus demografi dengan 70 persen penduduk usia produktif. “Inilah saat menentukan, apakah Indonesia akan menuju masa keemasan 2045 atau kehilangan momentum,” ujarnya.

Fauzan mengingatkan pentingnya inovasi dan nilai kemanusiaan dalam budaya kampus.

“Bibit unggul tidak akan tumbuh di tanah yang gersang. Tapi bibit biasa bisa tumbuh subur di tanah yang baik. Tanah yang baik itu adalah lingkungan kampus yang menghormati manusia,” ucapnya, disambut tepuk tangan hadirin.

Ia berharap UNISA terus menjadi kampus yang inklusif dan berperan aktif dalam menjawab persoalan masyarakat — dari kemiskinan, pengangguran, hingga stunting. “Perguruan tinggi harus jadi lembaga dakwah yang menanamkan nilai sosial dan pelayanan, bukan sekadar birokrasi,” ujarnya menegaskan.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si., mengingatkan bahwa keunggulan sejati lahir dari perpaduan antara ilmu dan iman.
“Momentum ini bukan sekadar seremoni, tetapi saat untuk menelusuri kembali memori perjalanan dan terus melangkah ke depan,” ucapnya.

Menurut Haedar, keunggulan tidak cukup hanya administratif, tetapi juga spiritual dan moral. “Keunggulan itu harus tampak dalam riset, pengabdian masyarakat, dan lulusan yang berdaya saing tinggi. Dalam Islam, kita diajarkan menjadi umat yang unggul, memiliki rancangan masa depan berlandaskan iman dan ilmu,” katanya.

Nada serupa disampaikan Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Dr. apt. Salmah Orbayinah, M.Kes., yang menyoroti perjalanan panjang UNISA sejak berdiri pada 1991. Dari sekolah perawat dan akademi kebidanan, kini UNISA tumbuh menjadi universitas yang disegani di bidang kesehatan dan kemanusiaan.

“Perjalanan 34 tahun tentu tidak mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Tapi semangat para pendiri, pengelola, dan sivitas akademika membuat UNISA terus tumbuh dan dipercaya masyarakat,” ujarnya.

Salmah menyebut capaian UNISA bukan hasil kerja satu pihak, tetapi kolaborasi seluruh elemen kampus. “Prestasi ini milik kita bersama — fakultas, dosen, mahasiswa, dan semua yang mencintai UNISA,” katanya.

Ia berharap UNISA terus berinovasi tanpa kehilangan jati diri. “Kita ingin UNISA melahirkan intelektual muda yang berakhlak mulia dan peduli masyarakat. Itulah makna unggul yang sejati,” tandasnya. (*)