Ditemukan Saluran Air Kuno saat Ekskavasi Kedaton IV di Situs Keraton Pleret

0
437
Tim Ekskavasi dan arkeolog berada di lokasi penemuan saluran air kuno di Situs Keraton Pleret. (istimewa)

Dalam ekskavasi benteng sisi Barat Keraton Pleret, tim arkeolog menemukan saluran air (paralon) kuno yang terbuat dari tanah liat yang oleh masyarakat setempat disebut Plempem atau Riul. 

Setidaknya 8 plempem tanah liat kuno ditemukan di area ekskavasi Kedaton IV sisi selatan. Plempem ini mempunyai panjang 62 cm hingga 66 cm dengan diameter 35 cm per riul. Saluran air kuno yang ditemukan tersebut masih akan diidentifikasi lebih lanjut terutama terkait fungsinya apakah untuk saluran pembuangan air atau saluran air bersih.

“Dalam ekskavasi Kedaton IV mendekat hari terakhir, tepat pada Kamis (8/3/2023) justru  ditemukan saluran air tanah liat kuno di penggal benteng sisi barat Keraton Pleret,” kata Danang Indra Prayudha, Tenaga Ahli Ekskavasi pada Selasa (14/3/2023).

Dari hipotesis awal, tim menduga saluran kuno ini satu konteks dengan benteng sisi barat keraton karena derajat kemiringan yang sama dengan benteng yaitu 10 derajat. Hipotesis berikutnya benteng ini mempunyai saluran dari dalam ke luar yang berhenti di mulut benteng sisi dalam, di dalam benteng saluran tersebut digantikan dengan bata putih ditumpuk bata merah hingga keluar benteng ada mulut saluran.

“Ini temuan yang baru pertama dan unik karena ada saluran air, kami menduga ini satu periode namun masih perlu dibuktikan. Tetapi sementara ini adalah bagian dari benteng karena kemiringannya sama dan bagian menyatu antara benteng dengan saluran airnya,” ujarnya.

“Jika ternyata saluran air ini benar bagian dari benteng maka menunjukan bentengnya punya saluran air. Kita akan coba uji sampel tanah yang di dalam saluran isinya apa apakah itu kotoran atau air bersih,” lanjut Danang.

Danang menyampaikan temuan baru arkeologis era Raja Amangkurat I ini berada di lokasi yang nantinya akan dikembangkan sebagai pengembangan Museum Pleret, maka desain museum tersebut harus menyesuaikan dengan temuan terbaru ini. 

Berbekal data-data terkait Keraton Pleret era Amangkurat I, tim ekskavasi mencoba melakukan pencocokan dengan peta-peta lama dari sumber-sumber sejarah. 

“Kami berasumsi temuan yang ada disini ini adalah benteng sisi barat Keraton Pleret.  Jika digambarkan bentengnya tidak berbentuk kotak tetapi jajaran genjang memanjang lurus dari utara ke selatan lurus. Dari pengembangan  ekskavasi diketahui benteng tersebut mempunyai lebar 2,7 meter dan belum diketahui panjang dan tingginya karena kondisi benteng tersebut tidaklah utuh,”  ujar Danang.

Menurutnya, kondisi benteng yang tidaklah utuh ini dikarenakan aktivitas warga di periode-periode setelahnya. Sebab sebelum dibebaskan, tanah tersebut milik warga yang sebelumnya digunakan untuk pembuangan sampah dan pembuatan batu bata. 

“Ada kecenderungan benteng ini ketemu ketika, pertama di bawah pohon karena tidak terusik dan kedua di batas tanah warga. Sayangnya ada kendala dalam melakukan ekskavasi di Kedaton IV yaitu setiap menggali di kedalaman 1,5 meter muncul air yang menggenang meskipun tidak hujan,” tutup Danang.

Kontributor: Zukhronee Muhammad