Perlintasan KA Stasiun Tugu Tak Bisa Dilewati, Nasib Becak Kayuh Semakin Nelangsa

0
121
Pengguna jalan melintas di perlintasan KA StasiunTugu atau Teteg Sepur di Utara Malioboro yang saat ini hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan menuntun sepeda (zukhronnee muhammad)

Keputusan-keputusan Dinas perhubungan dan PT KAI menutup akses bagi pengguna kendaraan bermotor dan becak di perlintasan Stasiun Tugu membuat sedih para pengayuh becak. Pasalnya dengan tidak bisa melewati perlintasan yang tepat berada di utara Malioboro ini membuat mereka harus memutar jalan melalui Jembatan Kewek atau Jembatan Kleringan jika mengangkut penumpang dari Tugu menuju Malioboro.

Dengan bertambah panjangnya rute yang ditempuh ini pengayuh becak pun harus mengeluarkan tenaga ekstra karena Jalan menanjak di tikungan Abu Bakar Ali, terlebih jalan tersebut sering padat saat liburan dan akhir pekan.

“Kesel, harus ngalang (memutar-red) lewat jembatan kewek kalau masuk malioboro. Padahal tenaga saya hanya kaki. Ya kalau pas naik itu disurung, tapi penumpangnya kan tetap di atas becak aja, Jadi ya lumayan berat dan lama apalagi di lampu merah itu kan sering macet,” ungkap Maryadi, salah seorang tukang becak kayuh yang mangkal di Jalan Mangkubumi, saat ditemui Senin (23/4/2023). 

Dengan bertambahnya waktu tempuh dan tenaga ekstra saat mengangkut penumpang, Maryadi pun tidak bisa semena-mena menambahkan tarif becak kayuhnya kepada para pelanggan. Apalagi belakangan ini pelanggan becaknya sudah sangat sepi.

“Terserah penumpang sih mau ngasih berapa tambahannya, gak minta harga khusus, mereka kan juga ngerasakke,” tutur Maryadi.

Pria kelahiran Jogja 46 tahun silam ini melanjutkjan, jika biasanya dari Jl. Mangkubumi sampai ke batik Hamzah mungkin 30.000 tapi akibat penutupan portal ini kemudian jalannya memutar dan menanjak ditambah dengan kemacetan yang ada di Malioboro saat-saat liburan seperti ini Maryadi menyebut Rp50.000 sudah sangat pantas.

“Tapi kalau kondisi sepi kaya bulan puasa lalu ya Rp25.000 aja saya angkut,” lanjutnya.

Sementara Bowo (44) warga Bumijo yang sehari-harinya bekerja sebagai penarik becak motor (Bentor) merasa bahwa penutupan portal di perlintasan Kereta Api bagi becak motor dan kendaraan bermotor lainnya termasuk becak kayuh tersebut merupakan tindakan yang bagus.

“Tapi ya kasihan teman-teman yang masih genjot (Becak kayuh), Tapi nek ditutup gini jelas yang boleh lewat hanya wong mlaku sama sepeda. Biar nggak iri gitu. Selain itu pengguna sepeda motor juga lewat sini bikin ruwet,” kata dia.

“Motor itu lewat tanpa turun, padahal ada plang verboden. Kalau ada petugas jaga baru manut,” ujarnya.

Secara terpisah Manager Humas PT KAI DAOP 6 Yogyakarta, Franoto Wibowo mengungkapkan, pemasangan portal tersebut bukan tanpa alasan. Kebijakan itu diberlakukan untuk meningkatkan keselamatan masyarakat yang melintas di rel tersebut.

“Perlintasan teteg Malioboro hanya boleh dilintasi oleh orang dan  orang yang melintas membawa sepeda kayuh roda dua tapi di tuntun,” ujarnya.

Fran pun berharap pemasangan portal ini tidak hanya disaat libur Lebaran 2023 saja, tetapi seterusnya.

Kontributor: Zukhronee Muhammad