Pemerintah Kota Jogja resmi membatalkan gelaran Wayang Jogja Night Carnival (WJNC) 2025. Padahal, acara tahunan yang mestinya memasuki edisi ke-10 itu sudah masuk dalam kalender event nasional.
Wali Kota Jogja Hasto Wardoyo menegaskan pembatalan dilakukan karena kebijakan efisiensi anggaran, sesuai arahan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), bukan akibat situasi keamanan pascademonstrasi.
“Iya (WJNC) kita batalkan, karena memang kenyataannya kita juga efisiensi. Itu supaya tidak memancing hal-hal yang menimbulkan kecemburuan sosial,” kata Hasto, Jumat (12/9/2025).
“Pak Mendagri selalu mengingatkan agar kita tidak menampilkan euforia atau glamoritas yang menunjukkan pemerintah berlebihan anggaran,” ujarnya.
Keputusan ini memukul sektor wisata, terutama perhotelan dan restoran. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono, menyebut pembatalan mendadak itu langsung menurunkan tingkat reservasi hotel sekitar 10–15 persen.
“Ya kita sangat kaget dan menyayangkan event yang sudah menjadi kalender event nasional tiba-tiba dibatalkan. Padahal event seperti itu memberi dampak bagi sektor hotel dan resto di DIY karena bisa mendatangkan wisatawan,” kata Deddy.
Menurutnya, WJNC biasanya mampu mendongkrak okupansi hotel hingga rata-rata 60 persen dan mencapai 80 persen di kawasan Malioboro.
Event tersebut juga meningkatkan lama tinggal wisatawan dari rata-rata dua menjadi 2,5 hari, sekaligus menyumbang signifikan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Hotel dan resto itu salah satu penyumbang pajak terbesar di kota Jogja ini. Bila tidak ada upaya meningkatkan okupansi, kontribusi PAD juga akan berkurang,” tambahnya.
PHRI DIY berharap ada event pengganti yang bisa memulihkan okupansi hotel dan restoran, sekaligus memperbaiki citra Jogja sebagai destinasi wisata aman dan nyaman pascakerusuhan akhir Agustus lalu.
Namun, Pemkot Jogja belum memastikan apakah WJNC akan kembali digelar di tahun-tahun mendatang.(*)














